Langsung ke konten utama

Alissa Wahid; Meneladani Gusdur harus paham prinsipnya

Alissa Wahid

Alissa Wahid sebagai Koordinator Jaringan Gusdurian Indonesia mendatangi acara Haul satu dekade KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang diadakan oleh Komunitas Gitu Saja Kok Repot Gudurian Pasuruan, 26/01/2020.

Neng Alissa mengawali dengan bercerita bagaimana sosok Gus Dur yang sangat mencintai banyak orang. Bahkan Gus Dur pernah mengatakan kepada Neng Alissa agar tidak selalu berharap mempunyai bapak yang mampu mengutamakan keluarga.

"Alissa, jangan pernah berharap bapakmu ini sama dengan bapaknya orang lain. Jangan terlalu berharap mendapatkan apa-apa dari bapak. Karena keluarga itu masih dalam tahap keempat, bapak harus lebih mengutamakan Islam, Indonesia, Nahdlatul Ulama', baru Keluarga sendiri", ungkap neng alissa seperti yang didawuhkan gusdur.

Putri pertama Gus Dur ini berharap agar orang-orang yang mencintai, berusaha meneladani sosok Gus Dur harus juga mampu tidak bertindak sewenang-wenang atau yang dibahasakan gusdur tidak sampai membatas batasi.

Menurutnya, menjadi sosok pemimpin harus juga mampu mengambil kebijakan yang berorientasi pada kemaslahatan umat sepeti halnya yang diajarkan oleh Gus Dur maupun di Nahdlatul Ulama'. Maka dari itu, jika ada kecintaan untuk meneruskan perjuangannya, harus paham akan prinsip-prinsip yang dipegang teguh oleh gusdur.

"Kita juga harus paham akan prinsip yang dipegang teguh oleh gus dur, seperti halnya spiritualitas. Gus Dur sangat berjuang demi tegaknya islam rahmatan lil alamin tanpa ada embel embel apapun. Pokoknya harus tegak tanpa alasan yang mengikutinya, bukan karena mayoritas dan sebagainya", tuturnya.

Prinsip spiritualitas ini lebih tegas dijelaskan akan selalu nyambung dengan prinsip prinsip selanjutnya.

"Prinsip yang pertama ini nyambung dengan prinsip memperjuangkan martabat kemanusiaan. Bagaimana sosok gus dur yang selalu menjunjung tinggi bahwa kemanusiaan lebih penting dari apapun. Sehingga muncullah prinsip selanjutnya, yaitu keadilan. Keadilan ini menjadi sebuah jalan untuk membangun dan memperjuangkan martabat kemanusiaan", tegas alissa.

Cucu Kiai Wahid Hasyim ini mengakhiri dengan penuh harap agar anak anak muda mampu berjuang karena ada umat dan bangsa yang menunggu. Beliau juga berpesan agar anak anak muda tidak mudah terlena dengan keberhasilannya.

"Kalau sudah kuat jangan sampai terlena, kalau menang jangan sampai jumawa, kalau gagal jangan sampai putus asa", harap alissa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Strategi komunikasi dalam membangun jaringan (berpikir strategis dan bertindak taktis)

  Perjalanan panjang dalam dunia kampus, banyak orang yang mengikrarkan dirinya sebagai mahasiswa, tentu tidak akan lepas dengan berbagai persoalan, baik internal maupun eksternal. Faktor internal bisa dikategorikan dengan kurang keberanian pada diri sendiri, keluarga yang kurang mendukung, dan lingkungan yang kurang bersahabat. Sedangkan eksternal bisa terjadi pada semua   persoalan yang ada dalam dunia akademik, seperti kurang respect terhadap orang baru, sulit mencerna dunia luar, dan lain sebagainya. Persoalan yang sedemikian banyak, sudah tidak bisa dihitung dengan jari, ternyata cukup mampu ditepis dengan keaktifan di organisasi. Kehadiran organisasi sebagai salah satu pilihan bagi mahasiswa untuk mengembangkan dirinya, sudah tidak perlu diragukan. Mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, mucul banyak organisasi dengan latar belakang kemunculan dan tujuannya, diperkenalkan kepada kita sebagai elemen dari instansi pendidikan tersebut. Di era sekarang, yang penu

Catatan untuk seorang perempuan yang berani berdiri diatas kakinya sendiri

Kartini, sosok perempuan hebat masa lalu Nama dan perjuangannya adalah sesuatu yang baru Perempuan cerdas dalam pusaran orang-orang yang tidak tahu Bergema, menentang budaya dan aturan yang kaku   Jiwanya memberontak terhadap sejarah yang mulai membeku Berdiri dan berlari, melawan arus untuk lebih maju Semuanya merupakan warisan besar untuk perempuan abad 21 Untuk itu, sebuah refleksi, apakah kita mampu untuk meniru   Perempuan abad 21, harus banyak memberi kontribusi Di kala semua orang terpaku pada ajaran yang sudah basi Perempuan layaknya kartini yang selalu menginspirasi Cahaya terang untuk semua kalangan lintas generasi Ia yang tidak mudah untuk didominasi oleh para laki-laki   Karya, adalah modal utama perempuan masa kini Cerdas dan visioner adalah sebuah visi Akhlakul karimah sebagai penunjang untuk lebih mumpuni Menuju perempuan berdaya dan mandiri yang punya harga diri Layaknya seorang ibu bernama kartini   Wahai para kartini baru, j

Perjuangan Perempuan Di Ranah Domestik Dalam Pandangan Feminisme Eksistensial Simone De Beauvoir

simone de beauvoir Perjuangan perempuan untuk menuntut hak-hak mereka sebagai manusia seutuhnya merupakan perlawanan terhadap pembagian kerja yang menetapkan kaum laki-laki sebagai pihak yang berkuasa dalam ranah publik. Maka dari itu, munculah feminisme sebagai gerakan sosial yang pada mulanya berangkat dari asumsi bahwa pada dasarnya kaum perempuan ditindas dan dieksploitasi, di mana melaluinya pula (feminisme) perempuan berusaha untuk mengakhiri penindasan dan eksploitasi tersebut. Feminisme menyoroti politik seksualitas dan domestik baik pada level personal maupun level publik. Gerakan perempuan secara perlahan tumbuh menjadi suatu kekuatan politik yang besar, menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika Utara, dan kemudian melahirkan aliran feminis radikal yang memperjuangkan aspirasinya melalui jalur kampanye serta demokrasi untuk membangun ruang dan kebudayaan perempuan. Selanjutnya, feminis sosialis lebih menekankan pada pembangunan aliansi dengan kelompok-kelompok dan kelas-kelas t