Bermula dari adanya keinginan untuk bergabung di acara rutinan FKS Sumenep pada liburan maulid pp Nurul Jadid. Acara pada tahun ini akan digelar di Pp Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep. Saya mengutarakan kepada orang tua kalau ingin mengikuti acara tersebut selama dua hari, 11-12/11/2019.
Malam harinya, ibuku mendapatkan telepon dari kakaknya (pamanku) yang mana seperti biasanya menanyakan keadaan ibunya (nenekku) dan keluarga dirumah. Namun, pada saat itu ada sesuatu yang mengganjal dipikiranku, tiba-tiba pamanku bilang "coba bawa keluar, suaranya putus-putus mungkin gak ada signal". Padahal menurutku suaranya baik-baik saja dan jelas terdengar.
Ternyata, pamanku hanya mau bilang bahwa anaknya (sepupuku) yang saat ini lagi sekolah di Kota Sumenep kecelakaan dan dirawat di RSUD Sumenep. Disuruh untuk dibawa keluar agar perbincangan itu tidak terdengar oleh ibunya (nenekku). Karena biasanya kalau orang sudah tua (sepuh) ditakutkan terkejut mendengar cerita tidak baik akan keluarganya.
Tetapi meskipun sudah dijauhkan dari pendengaran nenekku, pada waktu itu kebetulan ada acara kumpulan rutinan ranting nu yang semuanya pada membicarakan dan menanyakan kondisi adik sepupuku. Sehingga dari itu, nenekku langsung mendengarnya dan terkejut serta biasa banyak berdoa akan keselamatan cucunya.
Pagi harinya, saya langsung memutuskan untuk menjenguk ke RSUD sebelum ke acara FKS di Annuqayah. Pagi-pagi langsung berangkat ke pelabuhan untuk mendapatkan perahu yang pertama. Biasa lah anak pulau harus nyeberang dulu untuk pergi ke kota.
Sesampainya di RSUD, mendengarkan cerita-cerita dari mbaknya mulau dari kejadian terjatuhnya sampai keadaannya tadi malam membuat saya menangis. Sangat merasa kasihan, karena keluarga saya ini selalu diuji. Saya hanya bisa berdoa, semoga keluarga ini tetap kuat dan tidak putus asa menjalaninya. Tentu saja, tuhan tidak akan memberi ujian diluar kadar kemampuan hambanya. Tapi, apakah kecelakaan ini bagian dari ujian tuhan. Entahlahh, semoga saja memberikan pelajaran dan manfaat setelahnya.
Semakin siang semakin banyak keluarga dan tetangga yang berdatangan ke RSUD untuk menjenguk keadaannya adik sepupu saya itu. Suara tangis para orang tua sudah mulai terdengar ketika melihat sang cucu terbaring dalam kesakitan dan tak sadarkan diri. Tangis-tangis ikhlas itu teriringi dengan lantunan doa untuk tetap berharap diberi kesembuhan dan kelancaran perawatan.
Menjaga dan melayani orang yang sedang sakit sangat dan cukup melelahkan. Tapi bukannya diri ini tidak ikhlas menjalaninya. Diri ini sangat ikhlas membantu apalagi keluarga sendiri. Apalagi, lelah-lelah itu juga terbarengi dengan adanya pelajaran-pelajaran yang cukup membuat diri ini sadar betapa banyaknya dan perlu untuk terus disyukuri akan nikmat yang telah diberikan Allah.
Gusti Allah yang tidak pernah meminta bayaran akan hidup ini semestinya memang sangat perlu bahkan wajib untuk terus disyukuri. Kita yang masih sehat dan dapat menghirup udara dengan baik haruslah bersyukur. Karena kalau kita tahu keadaan di RSUD atau rumah sakit lainnya sangatlah tidak menyenangkan dan membuat sedih. Betapa tidak, kita akan disuguhkan atau bertemu dengan banyak orang yang mempunyai penyakit yang sangat beragam pula. Mulai dari anak kecil yang baru lahir sampai tua renta ada didalamnya dengan penyakit yang dideritanya.
Selama ini kita keenakan dengan hidup kita yang dirasa tidak akan pernah diuji. Kita tidak menyadari bahwa sakit atau ujian datang dengan cara yang tidak pernah disangka-sangka. Perginya pun juga sering akan sangat lambat. Kita hanya butuh kesadaran, kesabaran dan rasa semangat tidak pernah putus asa untuk menghadapinya.
Fa-biayyi alaa’i Rabbi kuma tukadzdziban
Semoga, adik sepupu saya yang lagi menjalani perawatan di RSUD Sumenep dapat berjalan lancar dan segera membaik. Aamiin yaa rabbal alamin
Penulis: Ar
Komentar
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar asalkan tidak meyinggung SARA dan tetap menjaga toleransi demi keharmonisan bersama