Langsung ke konten utama

Pernyataanmu; senjata makan tuan

Dok Istimewa

Akhir-akhir ini publik kembali digegerkan oleh penyampaian pidato yang sangat kontroversial. Pidato yang disampaikan oleh putri dari mendiang tokoh  terkemuka, serta terhormat di mata masyarakat Indonesia. Kini, masyarakat tak lagi memandang putri itu dengan hormat. Sukmawati Soekarnoputri adalah orangnya.

Diatas podium dalam panggung yang luas, sosok wanita yang mengenakan pakaian baju hitam berbatik sedang menyampaikan pidatonya. Menjadi titik fokus para peserta yang hadir untuk mendengarkan. Disampaikan dengan sangat tegas dan lantang. Suaranya sudah memecahkan keheningan pada saat acara berlangsung.

Dengan ketegasan dan kelantangan itu, ia berpidato di atas podium. Ada microphone yang juga menjadi wasilah kelantangan pidatonya. Disampaikan dalam bentuk pertanyaan kepada audien, "yang berjuang di abad ke-20 itu nabi yang mulia muhammad atau ir. Soekarno untuk kemerdekaan?,". Dia juga membanding-bandingkan al-Qur'an dengan Pancasila.

Pernyataan ini tentu tidak bisa lagi dikatakan sebagai pernyataan yang diungkapkan dengan rasa kekhilafan. Karena, penyataan ini merupakan pernyataan kedua setelah pada tahun kemarin ia pernah berpuisi dengan mengandung isi penistaan agama.

Dari pernyataan yang dianggap menistakan agama, tidak hanya di dunia nyata, dunia maya pun tidak kalah ramainya dalam mengomentari pernyataan tersebut. Semakin banyak saja yang tidak suka dan mengecam atas tindakannya tersebut. Komentar-komentar mulai bermunculan bahkan bersifat negatif dan frontal. Sedangkan di dunia nyata juga rame mengenai tidak sukanya kepadanya. Bahkan ada yang terus mengecam untuk diproses secara hukum karena sudah kedua kalinya menistakan agama.

Pernyataan yang disampaikan dalam forum diskusi bertajuk "Bangkitkan Nasionalisme Bersama Kita Tangkal Radikalisme dan Berantas Terorisme" dinilai oleh Sekretaris Jenderal PBNU, Helmy Faishal Zaini, sebagai pernyataan yang tidak tepat dan keliru besar. Bahkan menurutnya hanya akan menimbulkan kesalahpahaman dan ketersinggungan di kalangan umat.

Dalam pungkasannya pada sumut.sindonews.com, Helmy mengajak kepada kita semua agar bertabayyun untuk mendapatkan secara utuh apa yang dimaksud Ibu Sukmawati. Sebaiknya sebagai tokoh nasional, Sukmawati dapat berhati-hati untuk mengeluarkan pernyataan agar tidak menimbulkan kegaduhan di masyarakat.

Seperti dilansir oleh republika.co.id bahwa Kuasa Hukum Koordinator Bela Islam (Korlabi) Novel Bamukmin mengaku tidak akan mencabut laporan kepolisian terhadap Sukmawati Soekarnoputri. Putri presiden pertama RI itu dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas dugaan penistaan agama oleh seorang advokat, Ratih Puspa Nusanti.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, kasus atau pasal (yang dilaporkan) terhadap Sukmawati adalah penistaan agama Pasal 156a KUHP. Laporan bernomor LP/7393/XI/2019/PMJ/Dit Reskrimum tertanggal 15 November 2019 itu sedang dianalisis polisi.

Selain komentar langsung tersebut, Gus Mus juga ditemukan ikut mengomentari dengan memosting pernyataan di instagram pribadinya. Dikutip dari tribunnewswiki.com bahwa gus mus menyampaikan dua hal. Gus mus tidak memihak kepada siapapun, beliau hanya menjelaskan perbedaan ghirah keagamaan dengan nafsu.

Menurutnya, "Ghierah Keagamaan atau Semangat Keberagamaan mendorong untuk terus memperdalam pemahaman agama dan memperkuat keimanan. Sementara Nafsu hanya melahirkan fanatisme buta yang justru menjauhkan akal sehat yang diperlukan untuk beragama dengan baik", jelas gus mus.

Dari penulis sendiri ada harapan agar kita semua sebagai warga negara indonesia yang sangat majemuk ini bisa lebih sadar dan tidak mudah terprovokasi. Menerima suatu berita dengan sangat bijak dan penuh dengan sikap tabayyun. Semoga anggapan penistaan agama tersebut segera terselesaikan dan cepat memulihkan keadaan baik bermasyarakat di Indonesia.




Penulis: Ar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Strategi komunikasi dalam membangun jaringan (berpikir strategis dan bertindak taktis)

  Perjalanan panjang dalam dunia kampus, banyak orang yang mengikrarkan dirinya sebagai mahasiswa, tentu tidak akan lepas dengan berbagai persoalan, baik internal maupun eksternal. Faktor internal bisa dikategorikan dengan kurang keberanian pada diri sendiri, keluarga yang kurang mendukung, dan lingkungan yang kurang bersahabat. Sedangkan eksternal bisa terjadi pada semua   persoalan yang ada dalam dunia akademik, seperti kurang respect terhadap orang baru, sulit mencerna dunia luar, dan lain sebagainya. Persoalan yang sedemikian banyak, sudah tidak bisa dihitung dengan jari, ternyata cukup mampu ditepis dengan keaktifan di organisasi. Kehadiran organisasi sebagai salah satu pilihan bagi mahasiswa untuk mengembangkan dirinya, sudah tidak perlu diragukan. Mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, mucul banyak organisasi dengan latar belakang kemunculan dan tujuannya, diperkenalkan kepada kita sebagai elemen dari instansi pendidikan tersebut. Di era sekarang, yang penu

Catatan untuk seorang perempuan yang berani berdiri diatas kakinya sendiri

Kartini, sosok perempuan hebat masa lalu Nama dan perjuangannya adalah sesuatu yang baru Perempuan cerdas dalam pusaran orang-orang yang tidak tahu Bergema, menentang budaya dan aturan yang kaku   Jiwanya memberontak terhadap sejarah yang mulai membeku Berdiri dan berlari, melawan arus untuk lebih maju Semuanya merupakan warisan besar untuk perempuan abad 21 Untuk itu, sebuah refleksi, apakah kita mampu untuk meniru   Perempuan abad 21, harus banyak memberi kontribusi Di kala semua orang terpaku pada ajaran yang sudah basi Perempuan layaknya kartini yang selalu menginspirasi Cahaya terang untuk semua kalangan lintas generasi Ia yang tidak mudah untuk didominasi oleh para laki-laki   Karya, adalah modal utama perempuan masa kini Cerdas dan visioner adalah sebuah visi Akhlakul karimah sebagai penunjang untuk lebih mumpuni Menuju perempuan berdaya dan mandiri yang punya harga diri Layaknya seorang ibu bernama kartini   Wahai para kartini baru, j

Perjuangan Perempuan Di Ranah Domestik Dalam Pandangan Feminisme Eksistensial Simone De Beauvoir

simone de beauvoir Perjuangan perempuan untuk menuntut hak-hak mereka sebagai manusia seutuhnya merupakan perlawanan terhadap pembagian kerja yang menetapkan kaum laki-laki sebagai pihak yang berkuasa dalam ranah publik. Maka dari itu, munculah feminisme sebagai gerakan sosial yang pada mulanya berangkat dari asumsi bahwa pada dasarnya kaum perempuan ditindas dan dieksploitasi, di mana melaluinya pula (feminisme) perempuan berusaha untuk mengakhiri penindasan dan eksploitasi tersebut. Feminisme menyoroti politik seksualitas dan domestik baik pada level personal maupun level publik. Gerakan perempuan secara perlahan tumbuh menjadi suatu kekuatan politik yang besar, menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika Utara, dan kemudian melahirkan aliran feminis radikal yang memperjuangkan aspirasinya melalui jalur kampanye serta demokrasi untuk membangun ruang dan kebudayaan perempuan. Selanjutnya, feminis sosialis lebih menekankan pada pembangunan aliansi dengan kelompok-kelompok dan kelas-kelas t