Langsung ke konten utama

Kongres VI Forkomnas KPI hasilkan pemekaran wilayah

Perhelatan Kongres VI Forum Komunikasi Mahasiswa Nasional Komunikasi dan Penyiaran Islam atau disingkat Forkomnas KPI yang diadakan di Hotel Bumi Kitri Bandung menghasilkan keputusan-keputusan yang bertujuan untuk memajukan dan kebaikan Forkomnas kpi kedepannya, Bandung 30/10/2019

Keputusan yang sangat urgent dari perhelatan kongres tersebut adalah adanya pemekaran wilayah dari semula 5 wilayah menjadi 6 wilayah. Pemekaran ini langsung diminta oleh perwakilan dari IAIN Pontianak yang semula termasuk dalam wilayah 2 yakni bergabung dengan Jakarta dan Banten, mengungkapkan karena kesulitan komunikasi dan akses dalam berbagai kegiatan wilayah.

KPI IAIN Pontianak mengajukan agar Pulau Kalimantan dapat disatukan jadi satu wilayah yakni di Wilayah VI seperti halnya wilayah IV yang meliputi pulau Sumatera. Sehingga Wilayah II hanya meliputi lingkup Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta.

Dari pengajuan pemekaran tersebut, secara otomatis wilayah forkomnas kpi menjadi 6 wilayah. Wilayah I Jatim-NTB, Wilayah II Jabar, Banten, DKI Jakarta, Wilayah III Jateng-DIY, Wilayah IV Pulau Sumatera, Wilayah V Sulawesi, Maluku, Papua, dan Wilayah VI yakni meliputi Pulau Kalimantan.

Tetapi, selain itu hal diatas bukannya menunjukkan hasil sidang lain tidak penting. Tentunya yang lain sama-sama penting yang mana hasil tersebut dimaksudkan untuk bisa memajukan Forkomnas KPI kedepannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Strategi komunikasi dalam membangun jaringan (berpikir strategis dan bertindak taktis)

  Perjalanan panjang dalam dunia kampus, banyak orang yang mengikrarkan dirinya sebagai mahasiswa, tentu tidak akan lepas dengan berbagai persoalan, baik internal maupun eksternal. Faktor internal bisa dikategorikan dengan kurang keberanian pada diri sendiri, keluarga yang kurang mendukung, dan lingkungan yang kurang bersahabat. Sedangkan eksternal bisa terjadi pada semua   persoalan yang ada dalam dunia akademik, seperti kurang respect terhadap orang baru, sulit mencerna dunia luar, dan lain sebagainya. Persoalan yang sedemikian banyak, sudah tidak bisa dihitung dengan jari, ternyata cukup mampu ditepis dengan keaktifan di organisasi. Kehadiran organisasi sebagai salah satu pilihan bagi mahasiswa untuk mengembangkan dirinya, sudah tidak perlu diragukan. Mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, mucul banyak organisasi dengan latar belakang kemunculan dan tujuannya, diperkenalkan kepada kita sebagai elemen dari instansi pendidikan tersebut. Di era sekarang, yang penu

Catatan untuk seorang perempuan yang berani berdiri diatas kakinya sendiri

Kartini, sosok perempuan hebat masa lalu Nama dan perjuangannya adalah sesuatu yang baru Perempuan cerdas dalam pusaran orang-orang yang tidak tahu Bergema, menentang budaya dan aturan yang kaku   Jiwanya memberontak terhadap sejarah yang mulai membeku Berdiri dan berlari, melawan arus untuk lebih maju Semuanya merupakan warisan besar untuk perempuan abad 21 Untuk itu, sebuah refleksi, apakah kita mampu untuk meniru   Perempuan abad 21, harus banyak memberi kontribusi Di kala semua orang terpaku pada ajaran yang sudah basi Perempuan layaknya kartini yang selalu menginspirasi Cahaya terang untuk semua kalangan lintas generasi Ia yang tidak mudah untuk didominasi oleh para laki-laki   Karya, adalah modal utama perempuan masa kini Cerdas dan visioner adalah sebuah visi Akhlakul karimah sebagai penunjang untuk lebih mumpuni Menuju perempuan berdaya dan mandiri yang punya harga diri Layaknya seorang ibu bernama kartini   Wahai para kartini baru, j

Perjuangan Perempuan Di Ranah Domestik Dalam Pandangan Feminisme Eksistensial Simone De Beauvoir

simone de beauvoir Perjuangan perempuan untuk menuntut hak-hak mereka sebagai manusia seutuhnya merupakan perlawanan terhadap pembagian kerja yang menetapkan kaum laki-laki sebagai pihak yang berkuasa dalam ranah publik. Maka dari itu, munculah feminisme sebagai gerakan sosial yang pada mulanya berangkat dari asumsi bahwa pada dasarnya kaum perempuan ditindas dan dieksploitasi, di mana melaluinya pula (feminisme) perempuan berusaha untuk mengakhiri penindasan dan eksploitasi tersebut. Feminisme menyoroti politik seksualitas dan domestik baik pada level personal maupun level publik. Gerakan perempuan secara perlahan tumbuh menjadi suatu kekuatan politik yang besar, menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika Utara, dan kemudian melahirkan aliran feminis radikal yang memperjuangkan aspirasinya melalui jalur kampanye serta demokrasi untuk membangun ruang dan kebudayaan perempuan. Selanjutnya, feminis sosialis lebih menekankan pada pembangunan aliansi dengan kelompok-kelompok dan kelas-kelas t