Langsung ke konten utama

Ketum Forkomnas KPI terpilih secara Aklamasi

Kongres Forkomnas KPI sebagai agenda tertinggi dari Pengurus Pusat Forkomnas KPI. Kongres Forkomnas KPI ini dilaksanakan selama 2 tahun sekali. Untuk kongres pada tahun ini, sebagai hasil dan keputusan Pra Kongres di IAIN Purwokerto ditetapkan UIN Sunan Gunung Djati Bandung sebagai tuan rumah Kongres ke VI.

Pada Kongres VI yang diadakan di UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini, menjadi ajang untuk mendemisioner pengurus pusat dan memilih pengurus pusat baru. Tentunya juga dilakukan untuk melakukan pembenahan ad/art dan laporan pertanggung jawaban (lpj) pengurus pusat.

Lpj dari pengurus pusat masih saja banyak kekurangan yang dimana direspon oleh para anggota kongres mengenai kekurangan tersebut. Baik menanyakan akan kekurangan atau tidak bisa terealisasikannya program kerja pengurus pusat. Dalam hal tersebut, dari 61 kampus yang hadir terdapat 28 kampus yang menerima lpj, 29 kampus yang menolak lpj, dan 4 kampus yang absen.

Mengacu pada kesepakatan kongres, hal-hal terkait bisa disetujui apabila dapat persetujuan 50 lebih 1. Sehingga 4 kampus yang absen tersebut menjadi nilai keuntungan bagi yang menerima lpj. Maka dari itu, secara otomatis ada 32 kampus yang menerima lpj. Hal tersebut sudah memenuhi syarat dari kesepakatan kongres yakni dari 61 kampus sudah terpenuhi dari syarat 50 lebih 1.

Pimpinan sidang, Muhammad Izzat Abdi langsung mendemisioner pengurus pusat sehingga tidak ada kepengurusan pusat pada saat itu. Izzat sebagai pimpinan sidang langsung memasuki pada tahap-tahap kriteria calon. Dari semua tahapan tersebut, hanya ada 1 calon yang berhasil memenuhi syarat untuk mencalonkan ketua umum forkomnas kpi.

Merujuk pada peraturan kongres, apabila ada calon tunggal maka peserta kongres harus menerima calon tersebut sebagai ketua umum forkomnas kpi secara aklamasi. Dari aklamasi tersebut dan calon yang berhasil memenuhi syarat pencalonan, maka Maulana Wedy Irkham dinyatakan sebagai Ketua Umum Forkomnas KPI 2019-2021.

Maulana dalam sambutan perdananya menuturkan agar berusaha semaksimal mungkin untuk menyentuh semua KPI yang tergabung di forkomnas kpi. Lebih jauh, maulana sebagai ketua umum forkomnas kpi menuturkan akan membantu semua teman-teman kpi bukan untuk dibantu oleh teman-teman kpi.

Ketum terpilih dari Kampus UIN SGD Bandung ini mengharap agar teman-teman kpi bisa dan mampu berada disisinya. Maulana mengutip kata-kata Albert Camus "Jangan pernah berjalan dibelakangku karena aku belum tentu memimpinmu. Jangan pernah berjalan didepanku karena aku belum tentu mengikutimu. Tapi berjalanlah disampingku sebagai rekan kerjaku". (Ar)

Komentar

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar asalkan tidak meyinggung SARA dan tetap menjaga toleransi demi keharmonisan bersama

Postingan populer dari blog ini

Strategi komunikasi dalam membangun jaringan (berpikir strategis dan bertindak taktis)

  Perjalanan panjang dalam dunia kampus, banyak orang yang mengikrarkan dirinya sebagai mahasiswa, tentu tidak akan lepas dengan berbagai persoalan, baik internal maupun eksternal. Faktor internal bisa dikategorikan dengan kurang keberanian pada diri sendiri, keluarga yang kurang mendukung, dan lingkungan yang kurang bersahabat. Sedangkan eksternal bisa terjadi pada semua   persoalan yang ada dalam dunia akademik, seperti kurang respect terhadap orang baru, sulit mencerna dunia luar, dan lain sebagainya. Persoalan yang sedemikian banyak, sudah tidak bisa dihitung dengan jari, ternyata cukup mampu ditepis dengan keaktifan di organisasi. Kehadiran organisasi sebagai salah satu pilihan bagi mahasiswa untuk mengembangkan dirinya, sudah tidak perlu diragukan. Mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, mucul banyak organisasi dengan latar belakang kemunculan dan tujuannya, diperkenalkan kepada kita sebagai elemen dari instansi pendidikan tersebut. Di era sekarang, yang penu

Catatan untuk seorang perempuan yang berani berdiri diatas kakinya sendiri

Kartini, sosok perempuan hebat masa lalu Nama dan perjuangannya adalah sesuatu yang baru Perempuan cerdas dalam pusaran orang-orang yang tidak tahu Bergema, menentang budaya dan aturan yang kaku   Jiwanya memberontak terhadap sejarah yang mulai membeku Berdiri dan berlari, melawan arus untuk lebih maju Semuanya merupakan warisan besar untuk perempuan abad 21 Untuk itu, sebuah refleksi, apakah kita mampu untuk meniru   Perempuan abad 21, harus banyak memberi kontribusi Di kala semua orang terpaku pada ajaran yang sudah basi Perempuan layaknya kartini yang selalu menginspirasi Cahaya terang untuk semua kalangan lintas generasi Ia yang tidak mudah untuk didominasi oleh para laki-laki   Karya, adalah modal utama perempuan masa kini Cerdas dan visioner adalah sebuah visi Akhlakul karimah sebagai penunjang untuk lebih mumpuni Menuju perempuan berdaya dan mandiri yang punya harga diri Layaknya seorang ibu bernama kartini   Wahai para kartini baru, j

Perjuangan Perempuan Di Ranah Domestik Dalam Pandangan Feminisme Eksistensial Simone De Beauvoir

simone de beauvoir Perjuangan perempuan untuk menuntut hak-hak mereka sebagai manusia seutuhnya merupakan perlawanan terhadap pembagian kerja yang menetapkan kaum laki-laki sebagai pihak yang berkuasa dalam ranah publik. Maka dari itu, munculah feminisme sebagai gerakan sosial yang pada mulanya berangkat dari asumsi bahwa pada dasarnya kaum perempuan ditindas dan dieksploitasi, di mana melaluinya pula (feminisme) perempuan berusaha untuk mengakhiri penindasan dan eksploitasi tersebut. Feminisme menyoroti politik seksualitas dan domestik baik pada level personal maupun level publik. Gerakan perempuan secara perlahan tumbuh menjadi suatu kekuatan politik yang besar, menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika Utara, dan kemudian melahirkan aliran feminis radikal yang memperjuangkan aspirasinya melalui jalur kampanye serta demokrasi untuk membangun ruang dan kebudayaan perempuan. Selanjutnya, feminis sosialis lebih menekankan pada pembangunan aliansi dengan kelompok-kelompok dan kelas-kelas t