Langsung ke konten utama

FKS Sumenep gelar Festival Budaya se-Madura di Annuqayah

Dok Pribadi
Forum Komunikasi Santri Sumenep (FKS Sumenep) semarakkan liburan maulid dengan kegiatan Festival Budaya se-Madura di Aula Assyarqawi Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-guluk Sumenep. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari berturut-turut, senin-selasa, 11-12/11/2019.

Hari pertama diisi dengan acara pembukaan dan lomba-lomba. Diantaranya lomba pidato bahasa indonesia, pidato bahasa madura, LKTI, dan cipta baca puisi. Sedangkan di hari kedua, diisi dengan Talkshow dan penutupan serta pemberian hadiah kepada para pemenang lomba.

Pada hari kedua ini, Ketua Umum FKS Sumenep Faqih Thariqu Billah, menyampaikan banyak terima kasih kepada yang berpartisipasi dan mohon maaf atas kekurangan teman-teman panitia. Faqih juga menyampaikan agar para peserta tidak sampai berhenti berproses.

"Untuk para pemenang, kalian akan pulang dengan kepala tegak karena membawa juara. Kami harap terus berproses, jangan hanya sampai disini saja. Yang belum menang, tetap terus berusaha karena kalian tidak gagal, hanya saja kemenangan yang tertunda", jelasnya.

Ahmad Naufal Baidhawi, selaku Koordinator bidang perlombaan membacakan surat keputusan panitia mengenai para pemenang lomba. Lomba bahasa indonesia berhasil disabet oleh Moh Rizqiyanto (PP Raudhatut Thalibin) sebagai juara 1, Sinta Waliyah (Instika) juara 2, dan Moh hariri sebagai juara 3.

Lomba bahasa madura dimenangkan Moh Nur Fawaid (SMKN 1 Sumenep), Efadatul Hasanah (MA al-Islah), dan Putri Sri Nanda (SMKN 1 Sumenep). Lomba LKTI dimenangkan oleh Zakiyatul Miskiyah (PP Annuqayah), Ahmad imron (STIBA Pamekasan), dan Aqil Husein al-Maduri (IAIN Madura). Terakhir, lomba cipta dan baca puisi dimenangkan oleh Zainul Kuramak (Sanggar Saksi), Rizqi mahbubillah (PP Annuqayah), dan Musyarifatur (SMKN 1 Sumenep).

Penutupan ini, dimeriahkan dengan penampilan seni tari setong (tari sintong) dan pembacaan puisi oleh para pemenang lomba cipta dan baca puisi. Selain itu, juga digelar acara Talkshow dengan tema "Pesantren dan Budaya Masyarakat Madura". Acara talkshow ini mendatangkan dua pemateri yakni, K. M. Faizi (sastrawan dan penulis kelahiran 1975) dan Mas Syaf Anton (Budayawan senior kelahiran 1956).

Penulis: Ar

Komentar

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar asalkan tidak meyinggung SARA dan tetap menjaga toleransi demi keharmonisan bersama

Postingan populer dari blog ini

Strategi komunikasi dalam membangun jaringan (berpikir strategis dan bertindak taktis)

  Perjalanan panjang dalam dunia kampus, banyak orang yang mengikrarkan dirinya sebagai mahasiswa, tentu tidak akan lepas dengan berbagai persoalan, baik internal maupun eksternal. Faktor internal bisa dikategorikan dengan kurang keberanian pada diri sendiri, keluarga yang kurang mendukung, dan lingkungan yang kurang bersahabat. Sedangkan eksternal bisa terjadi pada semua   persoalan yang ada dalam dunia akademik, seperti kurang respect terhadap orang baru, sulit mencerna dunia luar, dan lain sebagainya. Persoalan yang sedemikian banyak, sudah tidak bisa dihitung dengan jari, ternyata cukup mampu ditepis dengan keaktifan di organisasi. Kehadiran organisasi sebagai salah satu pilihan bagi mahasiswa untuk mengembangkan dirinya, sudah tidak perlu diragukan. Mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, mucul banyak organisasi dengan latar belakang kemunculan dan tujuannya, diperkenalkan kepada kita sebagai elemen dari instansi pendidikan tersebut. Di era sekarang, yang penu

Catatan untuk seorang perempuan yang berani berdiri diatas kakinya sendiri

Kartini, sosok perempuan hebat masa lalu Nama dan perjuangannya adalah sesuatu yang baru Perempuan cerdas dalam pusaran orang-orang yang tidak tahu Bergema, menentang budaya dan aturan yang kaku   Jiwanya memberontak terhadap sejarah yang mulai membeku Berdiri dan berlari, melawan arus untuk lebih maju Semuanya merupakan warisan besar untuk perempuan abad 21 Untuk itu, sebuah refleksi, apakah kita mampu untuk meniru   Perempuan abad 21, harus banyak memberi kontribusi Di kala semua orang terpaku pada ajaran yang sudah basi Perempuan layaknya kartini yang selalu menginspirasi Cahaya terang untuk semua kalangan lintas generasi Ia yang tidak mudah untuk didominasi oleh para laki-laki   Karya, adalah modal utama perempuan masa kini Cerdas dan visioner adalah sebuah visi Akhlakul karimah sebagai penunjang untuk lebih mumpuni Menuju perempuan berdaya dan mandiri yang punya harga diri Layaknya seorang ibu bernama kartini   Wahai para kartini baru, j

Perjuangan Perempuan Di Ranah Domestik Dalam Pandangan Feminisme Eksistensial Simone De Beauvoir

simone de beauvoir Perjuangan perempuan untuk menuntut hak-hak mereka sebagai manusia seutuhnya merupakan perlawanan terhadap pembagian kerja yang menetapkan kaum laki-laki sebagai pihak yang berkuasa dalam ranah publik. Maka dari itu, munculah feminisme sebagai gerakan sosial yang pada mulanya berangkat dari asumsi bahwa pada dasarnya kaum perempuan ditindas dan dieksploitasi, di mana melaluinya pula (feminisme) perempuan berusaha untuk mengakhiri penindasan dan eksploitasi tersebut. Feminisme menyoroti politik seksualitas dan domestik baik pada level personal maupun level publik. Gerakan perempuan secara perlahan tumbuh menjadi suatu kekuatan politik yang besar, menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika Utara, dan kemudian melahirkan aliran feminis radikal yang memperjuangkan aspirasinya melalui jalur kampanye serta demokrasi untuk membangun ruang dan kebudayaan perempuan. Selanjutnya, feminis sosialis lebih menekankan pada pembangunan aliansi dengan kelompok-kelompok dan kelas-kelas t