Bulan maret akan segera berakhir, dimana sudah menjadi detik-detik
terakhir dalam serangkaian acara Haul dan Harlah ke-70 Pondok
Pesantren Nurul Jadid Paiton. Dari sekian banyaknya rentetan acara, pada dua
hari sebelum pelaksanakan haul dan harlah yakni tanggal 29 dan 30 maret 2019
dilaksanakan acara Expo Nurul Jadid. Acara ini memamerkan sekaligus
memperkenalkan produk yang telah dihasilkan oleh instansi-instansi yang berada
di lingkungan Pondok
Pesantren Nurul Jadid dan Pengurus Pembantu
Pondok Pesantren Nurul Jadid (P4 NJ) yang tersebar di berbagai wilayah di Jawa
maupun di luar Jawa, seperti P4 NJ Surabaya, Malang, Pamekasan, Lumajang, Bali dan
lain sebagainya.
Lembaga-lembaga formal yang berada di naungan Pondok Pesantren Nurul Jadid, seperti MA Nurul
Jadid, SMA NJ, MAN Probolinggo, SMP NJ, MTs NJ, Universitas Nurul Jadid dan
lain-lain memamerkan berbagai prestasi yang pernah dicapai, hasil
karya, dan produk makanan. Sebagaimana
yang terdapat di stand expo UNUJA yang menampilkan hasil karya berupa design WPAP,Vektor, audio visual seperti Profil UNUJA, Profil
Prodi KPI, dan UNUJA News. Sedangkan P4NJ, memamerkan hasil dari daerah mereka
masing-masing, seperti batik (pamekasan), Kopi (lumajang), kaos bergambar nurul
jadid (surabaya dan bali) dan lain sebagainya.
Menariknya, pada acara ini tidak hanya memperkenalkan produk dari
instansi-instansi dan P4 NJ tersebut. Ada sesuatu yang menjadi daya tarik tersendiri,
yang mana hal tersebut sudah sejak lama berada di tengah-tengah nurul jadid,
yaitu sekitar tahun 1970-an. Hal menarik itu tidak lain adalah salah satu
kendaraan yang pernah dipakai oleh Pengasuh kedua Pondok
Pesantren Nurul Jadid, KH Moh Hasyim Zaini, BA.
Kendaraan yang turut serta dipamerkan pada acara Expo Nurul Jadid tersebut
merupakan jenis mobil sedan klasik Holden 1963. Mobil tersebut dibeli ibu Nyai
Hj. Masrurah dari Alm. KH. Wahid Zaini, dan digunakan sejak tahun 1970-an
sampai tahun 1984. Mobil sedan klasik tersebut beliau gunakan untuk menopang
perjuangan Nahdlatul Ulama (NU) dan melayani masyarakat.
Mobil ini menyimpan kenangan yang menghiasi bulir-bulir perjuangan
hidup beliau, bukan untuk menggambarkan kemewahan hidup pribadi beliau pada masanya, tetapi lebih karena menyimpan kesan bagaimana Pondok Pesantren Nurul Jadid yang beliau
asuh, kelak harus
mampu menyeleraskan dengan zaman yang terus bergerak dan berubah.
Sejak beliau wafat pada tahun 1984, mobil sedan tersebut tidak
pernah dikendarai oleh siapapun dan tersimpan di garasi Dalem Timur wilayah
al-Hasyimiyah. Jadi sudah
sekitar 34 tahun mobil tersebut terparkir rapi di bagasi al-Hasyimiyah. Untuk
mengingat perjuangan beliau dan juga
merupakan salah satu mobil klasik (tua), maka pada Harlah ke 70 ini, mobil
tersebut dikeluarkan untuk dijadikan sebagai
pusat pameran sekaligus sebagai salah satu bukti icon sejarah Pondok
Pesantren Nurul Jadid.
Pada H-1 acara Haul dan Harlah 70 juga diadakan
acara Temu Alumni Nasional di halaman Kantor Pusat Pondok Pesantren Nurul
Jadid. Acara ini sudah dipadati oleh alumni nurul jadid yang berasal dari
berbagai daerah di Indonesia, seperti Madura, Jawa, Jakarta, Kalimantan,
Sumatera, dan beberapa daerah lainnya. Selain itu, Nurul Jadid sudah dipenuhi
oleh para wali santri, simpatisan untuk ikut serta memeriahkan acara haul dan
harlah ke-70.
Sebagai puncak acara, pada sabtu malam minggu
30 maret 2019, haul dan harlah ke-70 akan digelar di halaman pesantren. Acara
ini sudah mendatangkan muballigh (penceramah) dari Tuban yakni KH. Abd Matin Djawahir dan dari Malang yakni KH Imam Ma’ruf dari Malang.
*Mahasiswa Aktif Semester II Prodi Komunikasi
dan Penyiaran Islam Universitas Nurul Jadid Paiton.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar asalkan tidak meyinggung SARA dan tetap menjaga toleransi demi keharmonisan bersama