![]() |
Dok Google |
Manusia adalah makhluk sosial yang keberadaanya membutuhkan orang
lain. Manusia harus mampu
berinteraksi dengan manusia lain dalam rangka memenuhi kebutuhan. Dalam
menjalani kehidupan sosial dalam masyarakat, seorang individu akan dihadapkan
dengan kelompok-kelompok yang berbeda dengannya apalagi hidup di negara yang
sangat beragam seperti negara Indonesia ini. Dalam rangka menjaga persatuan dan
kesatuan dari perbedaan yang ada tersebut, maka diperlukan sikap saling
menghargai dan menghormati, sehingga tidak terjadi gesekan-gesekan yang dapat
menimbulkan pertikaian.
Toleransi
sangat berpengaruh dalam kehidupan bangsa indonesia. Kita tidak boleh lupa akan
sejarah ketika dahulu pada saat zaman penjajahan, semua rakyat bersatu meskipun
berasal ras, suku dan agama yang berbeda dengan tujuan dan semangat yang sama
untuk memerdekaan bangsa dan negara Indonesia. Dengan semangat persatuan dan
kesatuan inilah menumbuhkan rasa toleransi sehingga menjadi pendorong
kemerdekaan negara Indonesia. Jadi dengan adanya toleransi dapat menjadikan
keadaan negara yang damai tanpa ada permasalahan ras, suku dan budaya maupun
antar golongan agama.
Namun, saat ini toleransi dalam kebhinekaan menjadi buruk sekali
dan sedikit demi sedikit semakin menghilang dari kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini
sangat berdampak buruk karena hilangnya toleransi bisa menyebabkan kehancuran persatuan dan bangsa indonesia. Faktor
penyebab hilangnya toleransi dan semangat persatuan dalam kehidupan bangsa, yaitu karena semakin sedikit masyarakat yang memahami arti penting dari toleransi.
Pendapat tentang toleransi dalam kehidupan bangsa indonesia pernah dikemukakan oleh K. H Abdurrahman Wahid yaitu Rukun Berdampingan “bukankah demikian menjadi jelas bagi kita bahwa menerima perbedaan pendapat dan asal muasal bukanlah tanda kelemahan, melainkan menunjukkan kekuatan” dan “ tidak penting apa pun agamamu atau sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah menanyakan apa agamamu”.
Pendapat tentang toleransi dalam kehidupan bangsa indonesia pernah dikemukakan oleh K. H Abdurrahman Wahid yaitu Rukun Berdampingan “bukankah demikian menjadi jelas bagi kita bahwa menerima perbedaan pendapat dan asal muasal bukanlah tanda kelemahan, melainkan menunjukkan kekuatan” dan “ tidak penting apa pun agamamu atau sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah menanyakan apa agamamu”.
Indonesia
sebagai negara yang memiliki banyak suku dan agama sudah selayaknya menjaga
persatuan dan kesatuan. Tidak bisa dipungkiri bahwa perbedaan sangat mudah atau
rentan memunculkan konflik. Kita bisa melihat bagaimana kondisi konflik Timur
Tengah yang berkepanjangan, konflik antar suku, golongan dan kekuatan politik
telah memporak-porandakan wilayah mereka. Kita perlu bejalar dari mereka bahwa
betapa pentingnya sikap saling menjaga dan merawat keragaman itu sebagai
entitas yang penting dalam kehidupan bersama.
Indonesia
adalah rumah kita bersama, keragaman sebagai fakta yang tidak bisa dihindari
harus dihormati. Ini menjadi tantangan kita bersama untuk saling menjaga
keragaman ini agar keadaan harmonis antar sesama golongan dan umat beragama
dapat dipelihara dan terhindar dari konflik yang tidak seharusnya terjadi.
Indonesia
tidak hanya milik satu kelompok atau agama tertentu. Indonesia adalah milik
kita bersama, milik orang-orang Islam, Kristen, Hindu, Budha, dan lain
sebagainya. Semua golongan memiliki arti penting dan peran yang sama dalam
berpartisipasi dan menciptakan suasana harmonis dalam berkeagamaan. Hal ini
adalah tanggung jawab kita bersama untuk merawat, menjaga, dan memupuk sikap
toleransi yang lebih tinggi sekaligus sikap pluralis agar masa depan Indonesia
terhindar dari konflik fanatisme antar golongan yang itu akan merusak tatanan
sosial dan diharapkan lebih mampu menjaga perdamaian sesama umat.
Oleh
karena itu, perlu adanya upaya-upaya rekonstruksif dari berbagai pihak, baik
itu pemerintah dan ormas-ormas untuk lebih peduli dan selalu menanamkan
nilai-nilai kebangsaan, merawat dan memperjuangkan budaya toleransi dan
kebhinekaan di Indonesia, agar negeri yang kita cintai ini terus damai dan
tidak terjerat pada konflik antar golongan di kemudian hari.
Ir.
Soekarno mengungkapkan bahwa Indonesia milik semua, “Kita
mendirikan negara indonesia, yang kita semua harus mendukungnya. Semua buat
semua! Bukan kristen untuk indonesia, bukan juga golongan Islam untuk
indonesia. Bukan Van Eck untuk Indonesia, bukan Nitisemito yang kaya untuk
indonesia. Tetapi Indoensia untuk semua!!!” dalam kata kata Ir.
Soekarno tersebut sangat jelas bahwa beliau sangat mengutamakan persatuan dalam
bangsa ini.
Persatuan
merupakan unsur yang paling utama agar tidak terjadi perpecahan dalam bangsa.
Kebhinekaan di indonesia sangat memerlukan toleransi agar tercipta kedamaian
dalam kehidupan masyarakat, dan Intoleransi yang terjadi di indonesia
seharusnya tidak perlu terjadi karena dapat menimbulkan perpecahan dalam kehidupan
masyarakat.
Peranan
masayarakat dalam menjaga dan melestarikan keberadaan toleransi yaitu dengan
cara menjalin hubungan atau silaturahmi secara baik Dan mengagendakan
pengamanan tempat peribadatan setiap ada acara keagamaan atau hari hari besar
agama. penjelasan tentang agenda pengamanan peribadatan yang telah di jadwalkan
yaitu ketika ada acara besar seperti perayaan natal sebagai hari besar
umat kristiani, maka umat agama lain ikut berperan dalam menjaga pelaksanaan
peribadatan dan begitu juga sebaliknya.
Bentuk
pelestarian toleransi dalam kebhinekaan di indonesia tidak hanya dilakukan dari
kalangan masyarakat saja akan tetapi juga dilakukan oleh kelompok kelopok
agamis seperti Nahdatul Ulama. Nahdatul Ulama didirikan oleh K.H Hasyim Asyari
yang merupakan salah satu tokoh gerakan Nasionalis. Nahdatul Ulama sangat
memberikan peran yang sangat inklusif terhadap agama lain. Contohnya adalah
agenda banser dalam menjaga dan melancarkan proses hari besar umat kristen
yaitu hari Natal.
Peran
banser dalam toleransi yang telah terealisasikan yaitu ikut serta melaksanakan
penjagaan hari raya natal bersama petugas wajib guna melancarkan peribadatan
umat kristiani. Peran ini sangatlah mencerminkan sifat sifat nasioanilsme yang
masih tertanam dalam ormas Nahdatul ulama. Rasa nasionalisme yang cinta akan
adanya bangsa ini juga merupakan salah satu unsur yang paling penting untuk
menjaga persatuan. Nahdatul ulama telah berusaha sejak dulu untuk menjaga tali
persatuan dengan cara menanamkan rasa toleransi yang tinggi antar umat
beragama.
Problema
tersebut memang harus tetap dijaga dalam rangka tetap menjaga eksistensi
keberagaman Indonesia yang dikenal dengan negara yang mempunyai rasa toleransi
cukup tinggi. Toleransi memang harus selalu dijaga dan ditingkatkan mengingat
persatuan dan kesatuan yang sangat penting. Jangankan hanya di kalangan
makhluk, tuhanpun sudah menunjukkan tentang toleransi kepada hambanya. Hal ini
pernah di ungkapkan oleh Prof. Mahfud MD pada salah satu cuplikan video yang
tersebar di beberapa media sosial.
“Allah
itu sungguh sangat toleran lho. Misalnya, Allah itu kalau berkata kepada orang
yang sudah beriman akan menyebut dirinya “Allah”. Contohnya di al-Qur’an itu, “Yaa
Ayyuhalladzina aamanuttaqullaah (Hai orang yang beriman bertakwalah kepada
Allah). Tetapi ketika ia berkata kepada manusia yang belum tentu tuhannya
bernama Allah akan menyebut dirinya sebagai “Tuhan”. Contohnya pada al-Qur’an, “Yaa
ayyuhannasuttaqu rabbakum (Hai manusia sembahlah tuhanmu), bukan menyebut “Allah”.
Kenapa demikian? Karena Allah itu toleran. Kamu tidak menyebut saya Allah tidak
apa-apa, itu urusanmu. Lalu kenapa kita memaksa orang harus sama dengan kita?
Tidak ada
yang perlu dipaksakan. Tugas kita berada di negara Indonesia yang penuh dengan
kebaragaman ini adalah dengan cara hidup berdampingan dan meningkatkan rasa
toleransi. Dengan sikap tersebut, kehidupan bermasyarakat akan semakin kuat dan
utuh tanpa harus ada rasa saling curiga dan perkelahian. Tidak ada alasan untuk
tidak toleransi, karena tuhanpun sudah mengajarkan Toleransi.
*Tulisan ini berawal dari sebuah cuplikan video tentang pemaparan dari Prof. Mahfud Md yang menyatakan bahwa Allah itu Toleran. Dari situlah saya membahasnya menjadi sebuah tulisan.
Paiton, 02 februari 2019
Komentar
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar asalkan tidak meyinggung SARA dan tetap menjaga toleransi demi keharmonisan bersama