Langsung ke konten utama

Stop Mencontek Ayo Belajar oleh KIR AnNur Giligenting

Pada masa-masa sekolah, hal yang paling diidamkan adalah menjadi bintang kelas. Bintang kelas merupakan sebutan bagi mereka yang mempunyai kelebihan sehingga ia mampu menunjukkan bahwa ia bisa, dan mampu lebih dari yang lain. Tipe seperti ini, adalah orang yang mempunyai semangat tinggi untuk belajar dan berusaha sehingga mendapatkan hasil yang lebih pula.

Dalam masa sekolah itu, ada sebagian orang yang memang mampu mencapai nilai lebih dan ada pula yang hanya pas-pasan. Namun semuanya tidak lepas dari usahanya untuk mencapai itu semua. Jika mereka adalah orang yang semangat dalam berusaha maka akan mendapat hasil lebih, namun jika mereka adalah tipe orang yang bermalas-malasan maka hasilnya akan sedikit.

Kedua tipe yang berbeda ini sangat mudah dijumpai ketika menjelang ujian. Akan tampak berbagai kegelisahan dan ada juga yang hanya tenang-tenang saja. Kegelisahan ini biasa dialami oleh mereka yang sekolahnya kurang semangat dan tidak mempunyai usaha lebih dalam belajar. Sehingga akan bingung ketika sudah disodorkan lembaran soal oleh guru (pengawas) ujian.

Tak jarang dijumpai, bahwa ketika berada di ruang ujian, mereka akan plonga-plongo.  Biasanya reaksi tersebut tidak lain adalah untuk mengintai teman-temannya dalam usaha meminta bantuan jawaban.  Tidak jarang pula, ketika teman-temannya tidak memberikan jawaban, ia akan menggunakan cara kekerasan atau mengancam temannya agar dikasih jawaban.

Bagi mereka yang mendapat ancaman, lalu mereka berani menjawab ancaman tersebut, mereka tidak akan segan-segan untuk juga memberikan jawaban yang isinya berupa ancaman balik atau dicandain. Contohnya, mereka memberi selembar kertas kepada orang yang meminta jawaban, namun isinya tidak seperti jawaban yang diharapkan, sebut saja “makanya belajar” atau “silahkan buka LKS halaman 7”, dan lain sebagainya.

Sudah dimaklumi bahwa orientasi belajar siswa-siswi disekolah hanya mendapatkan nilai tinggi dan lulus ujian, kemampuan kognitif dari afektif dan psikomotor. Inilah yang membuat mereka mengambil jalan pintas yaitu dengan menyontek.

Seharusnya, dengan diadakan ujian, mereka harus bisa menunjukkan kemampuannya bahwa selama ini ia sungguh-sungguh dalam belajar. Sehingga ujian dapat dikerjakan dengan kemampuannya sendiri meskipun hasilnya tidak maksimal. Semua itu akan lebih berharga ketika dikerjakan sendiri meskipun nilainya kecil. Daripada minta bantuan orang lain dan dapat nilai besar.

Generasi Indonesia di 2019 harus segera berubah. Kuantitas sudah banyak, tinggal bagaimana meningkatkan kualitasnya. Silahkan tunjukkan bahwa kalian para pelajar dapat membuktikan eksistensinya dalam mengisi kemerdekaan dengan cara belajar yang benar sesuai dengan kemampuan yang sudah kalian keluarkan.

Tonton videonya dibawah ini sebagai gambaran bahwa pelajar sudah harus mengubah kebiasaan mencontek dan menjadikan moment tersebut untuk meningkatkan kualitas sehingga mampu menjadi pribadi yang unggul dan kompetitif.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Strategi komunikasi dalam membangun jaringan (berpikir strategis dan bertindak taktis)

  Perjalanan panjang dalam dunia kampus, banyak orang yang mengikrarkan dirinya sebagai mahasiswa, tentu tidak akan lepas dengan berbagai persoalan, baik internal maupun eksternal. Faktor internal bisa dikategorikan dengan kurang keberanian pada diri sendiri, keluarga yang kurang mendukung, dan lingkungan yang kurang bersahabat. Sedangkan eksternal bisa terjadi pada semua   persoalan yang ada dalam dunia akademik, seperti kurang respect terhadap orang baru, sulit mencerna dunia luar, dan lain sebagainya. Persoalan yang sedemikian banyak, sudah tidak bisa dihitung dengan jari, ternyata cukup mampu ditepis dengan keaktifan di organisasi. Kehadiran organisasi sebagai salah satu pilihan bagi mahasiswa untuk mengembangkan dirinya, sudah tidak perlu diragukan. Mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, mucul banyak organisasi dengan latar belakang kemunculan dan tujuannya, diperkenalkan kepada kita sebagai elemen dari instansi pendidikan tersebut. Di era sekarang, yang penu

Catatan untuk seorang perempuan yang berani berdiri diatas kakinya sendiri

Kartini, sosok perempuan hebat masa lalu Nama dan perjuangannya adalah sesuatu yang baru Perempuan cerdas dalam pusaran orang-orang yang tidak tahu Bergema, menentang budaya dan aturan yang kaku   Jiwanya memberontak terhadap sejarah yang mulai membeku Berdiri dan berlari, melawan arus untuk lebih maju Semuanya merupakan warisan besar untuk perempuan abad 21 Untuk itu, sebuah refleksi, apakah kita mampu untuk meniru   Perempuan abad 21, harus banyak memberi kontribusi Di kala semua orang terpaku pada ajaran yang sudah basi Perempuan layaknya kartini yang selalu menginspirasi Cahaya terang untuk semua kalangan lintas generasi Ia yang tidak mudah untuk didominasi oleh para laki-laki   Karya, adalah modal utama perempuan masa kini Cerdas dan visioner adalah sebuah visi Akhlakul karimah sebagai penunjang untuk lebih mumpuni Menuju perempuan berdaya dan mandiri yang punya harga diri Layaknya seorang ibu bernama kartini   Wahai para kartini baru, j

Perjuangan Perempuan Di Ranah Domestik Dalam Pandangan Feminisme Eksistensial Simone De Beauvoir

simone de beauvoir Perjuangan perempuan untuk menuntut hak-hak mereka sebagai manusia seutuhnya merupakan perlawanan terhadap pembagian kerja yang menetapkan kaum laki-laki sebagai pihak yang berkuasa dalam ranah publik. Maka dari itu, munculah feminisme sebagai gerakan sosial yang pada mulanya berangkat dari asumsi bahwa pada dasarnya kaum perempuan ditindas dan dieksploitasi, di mana melaluinya pula (feminisme) perempuan berusaha untuk mengakhiri penindasan dan eksploitasi tersebut. Feminisme menyoroti politik seksualitas dan domestik baik pada level personal maupun level publik. Gerakan perempuan secara perlahan tumbuh menjadi suatu kekuatan politik yang besar, menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika Utara, dan kemudian melahirkan aliran feminis radikal yang memperjuangkan aspirasinya melalui jalur kampanye serta demokrasi untuk membangun ruang dan kebudayaan perempuan. Selanjutnya, feminis sosialis lebih menekankan pada pembangunan aliansi dengan kelompok-kelompok dan kelas-kelas t