Langsung ke konten utama

Libur Semester, apa yang kalian kerjakan?


Selamat Pagi semuanya. Alhamdulillah pada hari ini, kita semua masih diberikan kesempatan untuk hidup di dunia, semoga segala amal kebaikan bisa kita tingkatkan ke arah yang lebih baik. Di dunia ini, tidak terasa bahwa kita sudah lama. Kita seakan akan masih terus merasa kehidupan yang sangat cepat. Dengan itu, tidak terasa saya sudah 5 bulan menjadi mahasiswa di salah satu kampus yang sering disebut dengan Kampus Berkeadaban (a Civilized University). Memang betul kata orang kalo jadi siswa dan mahasiswa itu beda banget. Dari hal kemandirian, sosial, organisasi, dan yang jelas akademik. Tapi ada satu lagi yang beda antara siswa dan mahasiswa, yaitu liburannya.

Perbedaan tersebut, saya mencoba sedikit bercerita mengenai liburan yang baru pertama kalinya saya rasakan. Liburan mahasiswa itu sangat berbeda jauh dengan liburan ketika saya masih menjadi siswa dulu. Liburan mahasiswa lebih penjang yang berkisar dari satu bulanan. Tetapi, ada perbedaan yang masih mengakar seperti ketika masih menajdi siswa, yaitu mengenai menunggu liburan yang mana akan banyak sesuatu hal yang dibayangkan untuk dilakukan ketika liburannya tiba. Hal yang sudah lazim adalah pengen main game sepuasnya, pulang kampung, liburan ke berbagai tempat wisata, menikmati wifi dibeberapa café, atau ada juga yang menghabiskan untuk organisasinya dan menulis.
Untuk liburan kali ini, saya termasuk kategori yang seperti apa masih belum jelas. Saya hanya memperhatikan kebanyakan dari teman saya yang mempunyai kesibukan tersendiri dalam kesehariannya. Dari kesekian banyaknya yang saya perhatikan, saya bisa tahu apa yang sebenarnya mereka sibukkan.
Dok Google
1.      Ngurus KHS
Hal pertama yang saya temui dari yang disibukkan mahasiswa adalah mengurus KHS. Hal ini sudah lumrah terjadi, karena mereka ingin mengetahui hasil adri bagaimana jerih payahnya yang sudah dilakukan selama satu semester, apa sudah memuaskan atau masih belum mencapai target.

KHS adalah singkatan dari Kartu Hasil Studi yang mana didalamnya memuat nilai dari beberapa mata kuliah. Mungkin ketika kita duduk di bangku sekolah ada yang namanya raport. jadi khs itu sama saja dengan halnya raport yang sering dinanti nanti oleh kesekian banyak mahasiswa.

2.      Sibuk dengan persiapan Herregistrasi
Kejadian kedua yang saya temui adalah kesibukan mahasiswa (kebanyakan semester I) yang sibuk mencari info dan mempersiapkan untuk herregistrasi. Herregistrasi ini adalah cara untuk mendaftar kembali untuk nantinya bisa ikut pada semester berikutnya. Jadi, untuk para mahasiswa baru mungkin hal ini masih cukup asing, sehingga mereka kelihatan tergesa-gesa untuk mengurusi hal tersebut.

3.      Liburan ke Tempat Wisata
Selain mereka yang masih menyibukkan dirinya di dunia kampus, ada pula mahasiswa yang menggunakan liburannya untuk berkunjung ke tempat wisata. Alasannya cukup sederhana, mereka ingin menghilangkan penat yang selama ini sudah dihadapi selama kurang lebih satu semester. Karena, bagi mahasiswa dalam satu minggu itu tidak ada hari libur. Hari libur itu hanya mitos. Jadi tidak heran jika liburan semester selalu dinanti untuk benar-banar liburan ke berbagai tempat wisata yang sekiranya dapat menjadi perantara ketenangan.

4.      Belajar untuk menyongsong Semester berikutnya
Point ini ada hubungannya dengan point pertama. Ketika mereka sudah mendapatkan KHS lalu hasilnya itu masih kurang memuaskan, mereka akan mengklaim bahwa dirinya masih terbilang gagal. Hal ini tentunya sudah banyak diketahui bahwa semesteran anak kuliah dan anak sekolah sangat berbeda. Semester satu (kuliah) sudah terasa kalau kita harus belajar jauh lebih banyak dan lebih luas, dengan waktu yang kurang. Jadi dengan nilai yang masih belum memuaskan itu, kita bisa belajar untuk paling tidak kita menguasai dasar-dasar terlebih dahulu agar dapat mudah menangkap pada kuliah-kuliah mendatang. Kalau mau paham dasarnya, tidak cukup hanya mengikuti "kuliah pengantar" yang durasinya hanya 1,5 jam, karena mahasiswa memang dituntut untuk berkembang secara mandiri.

Mungkin itulah yang saya temui dari yang dilakukan dari kebanyakan mahasiswa selama liburan semester ganjil ini. Untuk kalian yang masih belum berlibur, segerakan buat deadline untuk menikmati liburan kalian. Apa saja yang kalian ingin, yang penting masih baik dan bermakna.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Strategi komunikasi dalam membangun jaringan (berpikir strategis dan bertindak taktis)

  Perjalanan panjang dalam dunia kampus, banyak orang yang mengikrarkan dirinya sebagai mahasiswa, tentu tidak akan lepas dengan berbagai persoalan, baik internal maupun eksternal. Faktor internal bisa dikategorikan dengan kurang keberanian pada diri sendiri, keluarga yang kurang mendukung, dan lingkungan yang kurang bersahabat. Sedangkan eksternal bisa terjadi pada semua   persoalan yang ada dalam dunia akademik, seperti kurang respect terhadap orang baru, sulit mencerna dunia luar, dan lain sebagainya. Persoalan yang sedemikian banyak, sudah tidak bisa dihitung dengan jari, ternyata cukup mampu ditepis dengan keaktifan di organisasi. Kehadiran organisasi sebagai salah satu pilihan bagi mahasiswa untuk mengembangkan dirinya, sudah tidak perlu diragukan. Mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, mucul banyak organisasi dengan latar belakang kemunculan dan tujuannya, diperkenalkan kepada kita sebagai elemen dari instansi pendidikan tersebut. Di era sekarang, yang penu

Perjuangan Perempuan Di Ranah Domestik Dalam Pandangan Feminisme Eksistensial Simone De Beauvoir

simone de beauvoir Perjuangan perempuan untuk menuntut hak-hak mereka sebagai manusia seutuhnya merupakan perlawanan terhadap pembagian kerja yang menetapkan kaum laki-laki sebagai pihak yang berkuasa dalam ranah publik. Maka dari itu, munculah feminisme sebagai gerakan sosial yang pada mulanya berangkat dari asumsi bahwa pada dasarnya kaum perempuan ditindas dan dieksploitasi, di mana melaluinya pula (feminisme) perempuan berusaha untuk mengakhiri penindasan dan eksploitasi tersebut. Feminisme menyoroti politik seksualitas dan domestik baik pada level personal maupun level publik. Gerakan perempuan secara perlahan tumbuh menjadi suatu kekuatan politik yang besar, menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika Utara, dan kemudian melahirkan aliran feminis radikal yang memperjuangkan aspirasinya melalui jalur kampanye serta demokrasi untuk membangun ruang dan kebudayaan perempuan. Selanjutnya, feminis sosialis lebih menekankan pada pembangunan aliansi dengan kelompok-kelompok dan kelas-kelas t

Catatan untuk seorang perempuan yang berani berdiri diatas kakinya sendiri

Kartini, sosok perempuan hebat masa lalu Nama dan perjuangannya adalah sesuatu yang baru Perempuan cerdas dalam pusaran orang-orang yang tidak tahu Bergema, menentang budaya dan aturan yang kaku   Jiwanya memberontak terhadap sejarah yang mulai membeku Berdiri dan berlari, melawan arus untuk lebih maju Semuanya merupakan warisan besar untuk perempuan abad 21 Untuk itu, sebuah refleksi, apakah kita mampu untuk meniru   Perempuan abad 21, harus banyak memberi kontribusi Di kala semua orang terpaku pada ajaran yang sudah basi Perempuan layaknya kartini yang selalu menginspirasi Cahaya terang untuk semua kalangan lintas generasi Ia yang tidak mudah untuk didominasi oleh para laki-laki   Karya, adalah modal utama perempuan masa kini Cerdas dan visioner adalah sebuah visi Akhlakul karimah sebagai penunjang untuk lebih mumpuni Menuju perempuan berdaya dan mandiri yang punya harga diri Layaknya seorang ibu bernama kartini   Wahai para kartini baru, j