![]() |
Dok Google |
Kehidupan masyarakat diwarnai dengan dua perbedaan yang sangat
mencolok. Secara garis besar, ditandai dengan perbedaan kehidupan masyarakat
desa dan masyarakat kota. Tentu dua tempat ini sangat terdapat banyak
perbedaan. Mulai dari segi pembangunan, fasilitas, geografis, kehidupan sosial
antara satu orang satu dengan orang lainnya, dan lain sebagainya.
Dalam kesempatan kali ini, yang paling menarik untuk dibahas adalah
mengenai perbedaan kehidupan sosial masyarakat antara yang satu dengan yang
lainnya. Kita tahu bahwa kehidupan masyarakat desa diwarnai dengan sikap saling
tolong menolong, simpati, empati dengan sesama. Keluarga juga mengajarkan
kepada anaknya kemandirian, sopan santun,saling menghargai dan menghormati.
Sifat kekeluargaan antar tetangga sangat terasa. Pembentukan karakter pada
anaknya pun juga sangat baik. Pembentukan karakter seorang anak dipengaruhi
oleh kegiatan-kegiatan atau permainan-permainan yang ia lakukan. Permainan yang
dilakukan oleh anak-anak desa lebih baik daripada di kota. Jenis-jenis
permaiannya mengajarkan kekreatifan dan petualangan. Sehingga kepribadian anak
lebih berani, pintar, dan kreatif. Alat permainannya pun masih tradisional dan
biasanya mereka membuatnya sendiri.
Sedangkan kehidupan masyarakat kota ditandai masyarakatnya yang
cenderung hedonis dan apatis. Pendidikan karakter dan kepribadian sangatlah
minim. Mereka fikirkan hanya aktivitas dan kepentingan pribadi. Pribadi profit
oriented membuat mereka lebih fokus kepada pekerjaannya dari pada meluangkan
waktu untuk bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Bahkan terkadang mereka
tak mengenal tetangganya sendiri yang rumahnya satu dinding dengannya.
Pembentukan kepribadian anak kota lebih praktis, sehingga anak cenderung
mewarisi kepribadian orang tua dan lingkungannya yang apatis. Mereka biasanya
kekurangan kasih sayang orang tua, karena orang tua mereka lebih sibuk bekerja
dari pada menemani anaknya untuk membentuk kepribadiannya.
Kedua perbedaan tersebut, pasti sudah sangat dikenal oleh semua
orang. Bahkan perbedaan itu sudah bisa diterima oleh setiap orang. Namun di era
perkembangan teknologi yang sangat canggih pada sekarang ini, apakah perbedaan
tersebut masih dapat diterima. Mungkin semua orang sudah dapat mengira-ngira
jawabannya. Hal ini dikarenakan perkembangan teknologi yang sudah merambah ke
semua lini kehidupan dan dapat diterima oleh berbagai kalangan.
Masyarakat desa sudah banyak yang mengadopsi berbagai hal yang
awalnya hanya ada di kota. Seperti yang kita ketahui, bahwa masyarakat desa
sudah banyak yang meniru-niru cara berpakaian yang ada di kota. Selain itu,
yang paling mencolok adalah pemakaian gadget yang sudah masuk desa dan semua
orang hampir sudah memakainya.
Pada hari ini, hampir tidak ada bedanya antara masyarakat desa
dengan masyarakat kota. Perbedaan diatas hampir sudah tidak bisa dijadikan
rujukan untuk membedakan anatara masyarakat desa dan kota. Karena sehari-hari
di masyarakat desa sudah banyak yang sama dengan masyarakat di kota. Sebut saja
gadget, seperti halnya disebutkan di atas.
Gadget yang sudah sangat canggih dapat diterima dan dipakai oleh
berbagai kalangan. Masyarakat desa dan kota, anak-anak, remaja, dan dewasa
hampir semuanya sudah memakai gadget. Dengan ini, hampir tidak ada perbedaan
antara kedua masyarakat tersebut.
Adanya Gadget, kehidupan sosial masyarakat desa yang dekat dan
berbeda dengan masyarakat kota, saat ini sudah berbeda. Awalnya yang saling
kenal dan menghormati satu sama lain, sudah hampir pudar. Banyak penulis temui,
ketika ada banyak orang yang sedang asyik memainkan gadgetnya (handphone), ia
malah menjauhkan yang dekat bukan mendekatkan yang jauh.
Penulis katakan demikian, karena mereka (orang yang temui sedang
bermain gadget) malah tidak banyak merespon ketika ada yang menayapanya. Mereka
menghiraukan setiap sapaan tersebut karena fokus dengan gadgetnya. Padahal,
seharusnya mereka lebih baik menprioritaskan orang yang menyapanya dari pada
yang ada di gadgetnya. Perlu kesadaran pribadi untuk lebih fokus dan merespon
kepada orang yang dekat, bukan malah fokus pada yang jauh, game, dan internet
di gadgetnya.
Dapat kita bayangkan dan rasakan, betapa sakitnya jika ada orang
yang menyapa tapi tidak ada tanggapan. Mereka pasti merasa sakit karena
dihiraukan, padahal jelas-jelas mereka saling berdekatan, tapi malah diposisikan
sebagai orang yang jauh. Maka dari itu, posisikan teknologi yang sangat canggih
ini sebagaimana mestinya. Dengan kemajuan itu, jadikan untuk mendekatkan yang
jauh dan jangan sampai menjauhkan yang dekat.
Lalu nikmat Gadget manakah yang kalian dustakan?
Paiton, 19 Januari 2019
Komentar
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar asalkan tidak meyinggung SARA dan tetap menjaga toleransi demi keharmonisan bersama