Sore yang melelahkan. Sejak jam 9 pagi harus sudah berangkat ke
kampus untuk mengikuti jam kuliah. Belajar materi yang akan dipresentasikan
dibawah teriknya matahari. Lelah dan letih cukup membuat jiwa ini ingin
merebahkan ke lantai. Butuh sandaran untuk sekedar menjadi tempat istirahat
sementara.
Jam kuliah pun selesai. Saya pulang dari kampus karena memang sudah
tidak ada lagi kegiatan pada sore ini. Langkah saya sedikit di lambatkan karena
memang hanya berjalan kaki. Menikmati setiap pemandangan yang akan datang
bersama senja. Tetapi gerimis segera datang hingga membuat saya lebih
memppercepat langkah agar tidak basah karenanya.
Langkah saya yang lebih dipercepat untuk sampai di asrama membuat
saya sedikit menghiraukan terhadap orang-orang yang ada di jalan. Tanpa saya
sadari ternyata ada yang menyapa saya, tapi suaranya tidak begitu kedengaran
karena suara air hujan yang disertai angin. Saya sedikit melambatkan dan
menengok kiri kanan terhadap datangnya suara. Ternyata memang ada yang sedang
memanggil saya. “Kamu nanti mau ikut kami gak?”, tanyanya.
Saya yang tidak begitu paham akan maksudnya hanya bisa kebingungan
mau menjawab apa. “Ehh iyaa nanti mau kemana ya?” tanyaku kebingungan. “Lhaaa
nanti kan ada acara di Nurul Qadim”. Jawabnya padaku. Padahal saya sudah tahu
bahwa ada acara Cuma saya lupa kapan waktunya, “Astaghfirullah, iya saya ikut.
Maaf saya lupa”. Jawab saya sembari meninggalkan teman saya karena harus
bersiap-siap takut ketinggalan rombongan.
Sampai di Asrama, saya langsung mempersiapkan dengan jurus super
hero, sehingga dalam waktu singkat saya sudah tampil beda. Maklum takut
ketinggalan. Langsung berangkat menuju mushallah yang memang ditunjuk untuk
tempat berkumpul rombongan. Ternyata sudah banyak yang berpakaian serba putih
dengan pin garuda di songkoknya. Surban juga menjadi ciri khas yang melilit di
lehernya.
Setelah semuanya berkumpul, kami memutuskan berangkat. Menuju Nurul
Qadim dengan mengendarai mobil pick up. Meskipun cukup sederhana, kami tetap
dapat menikmati kebersamaan tersebut. Layaknya barang, kami menaiki di bak
belakang yang terbuka dengan fasilitas full ac (Ac alami). Terpaan angin
membuat kami tertawa hingga debu-debu jalan ikut menerpa wajah kami. Indahnya
kebersamaan dalam mencari barakah sang wali.
Dikatakan mencari barakah, karena perjalanan kami sore ini tidak
lain adalah untuk menghadiri acara Haul Akbar Haul Syaikh Abdul Qadir
Al-Jailani, Haul para Masyayikh Pendiri Thoriqoh Al-Mu'tabaroh dan Haul Ahli Kubur kita semua bersama Majelis Dzikir Jamrah Idaroh Syu'biyah Jatman Kraksan yang di gelar di Pondok
Pesantren Nurul Qadim Paiton.
Meskipun sebenarnya cukup lelah, tetapi urusan cari ilmu dan
barakah tetap mengobarkan semagat pada diri jiwa kami. Dan meskipun harus naik
pick up yang sangat tidak layak, tetapi kami selalu menyambut dengan penuh suka
cita. Karena hal ini hanya perantara yang tidak begitu penting demi mencapai
tempat ilmu dan barakah.
Selamat Datang di Kawasan Pondok Pesantren Nurul Qadim. Kira-kira
seperti itu yang tertulis di gapura jalan masuk ke pondok tersebut.
Alhamdulillah perjalanan kami bisa sampai tanpa adanya rintangan yang menjadi
penghalang. Dengan kepenatan di perjalanan, mengundang jiwa kami untuk mencari
tempat agar bisa merebahkan badan.
Setelah dirasa cukup menenangkan diri, dan kewajiban ibadah sudah
terlaksana. Kami bersama-sama berangkat menuju tempat digelarnya acara. Yakni
di halaman Pondok Pesantren. Namun, hujan turun mengguyur pondok pesantren
nurul qadim. Sehingga para jamaah yang hadir harus basah kuyup dibuatnya. Hanya
karena mengharap ilmu dan barakah dengan penuh ketulusan, para jamaah tetap
duduk dibawah terpaan air huja, tidak sedikit pun membuatnya untuk pindah
mencari tempat berteduh.
Sekitar setengah jam, kami dibuat menggigil di tengah halaman
pondok. Hujan mulai sedikit mereda hingga tinggal gerimis. Pada ketenangan
hujan itu, para jamaah bersorak tepuk tangan memeriahkan acara. Ternyata
menyambut kedatangan yang mulia Syaikh Muhammad Fadhil Al-Jailani yang sudah di
giring oleh beberapa kyai dan aparat keamanan.
Para jamaah lebih antusias mengikuti acara-acara yang akan
berlangsung. Mereka yang rela basah tidak lain benar-benar mengharap ridah
allah, syafaat nabi, dan barakah syaikh abdul qadir melalui syaikh fadhil dan
kyai-kyai yang hadir. Mencari dan mengharap jalan menuju keselamatan hidup
dunia dan akhirat.
Selamat menikmati mauidhah hasanah yang akan disampaikan Prof Dr
Syaikh Muhammad Fadhil Al-Jailani, semoga barakah.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar asalkan tidak meyinggung SARA dan tetap menjaga toleransi demi keharmonisan bersama