"Komunikasi Sebagai Media Dakwah" Studi Kasus Acara Muswil V FORKOMNAS KPI Wilayah I JATIM-NTB di Kampus IKHAC Mojokerto
KOMUNIKASI
SEBAGAI MEDIA DAKWAH
(Studi Kasus
Acara Muswil V FORKOMNAS KPI Wilayah I JATIM-NTB di Kampus IKHAC Mojokerto)
Oleh: Abdur
Rahmad*
Manusia sebagai makhluk sosial tentunya sangat butuh terhadap
keberadaan orang lain. Tidak ada bahkan tidak akan pernah ada seorang manusia
yang mampu hidup sendiri. Semuanya pasti
membutuhkan orang lain untuk saling berinteraksi. Selain itu, manusia juga
tidak mempunyai kesempurnaan. Jikalau
terdapat beberapa kelebihan maka pasti juga akan terdapat beberapa
kekurangan. Maka untuk saling melengkapi antara kelebihan dan kekuragan
tersebut, makhluk (manusia) butuh berkomunikasi.
Berkomunikasi adalah syarat utama bagi seseorang atau siapapun dan
profesi apapun jika ingin mencapai tujuannya. Dengan berkomunikasi, kita dapat
melakukan interaksi tanpa batas, tidak terikat pada panjang dan pendeknya
eksistensi bagi mereka yang sedang dan ingin saling bertukar informasi dan semacamnya.
Berkomunikasi adalah sebuah interaksi yang dapat terjadi bagi siapapun dan
kapanpun, bisa antar pribadi, seorang dengan orang lain, seorang dengan banyak
orang (kelompok atau golongan), dan kelompok atau organisasi dengan organisasi.
Berkomunikasi berarti interakasi yang membangun kesepahaman untuk mencapai
tujuan bersama.
Seiring berjalannya waktu, dinamika dalam berkomunikasi pun ikut
mewarnai hiruk pikuk dunia. Dengan menggandeng teknologi informasi yang semakin
berinovasi begitu cepat dan supercanggih, maka model komunikasi pun semakin
variatif, bentuk dan pola komunikasi sedemikian beraneka macam dengan
desain-desain terbaru. Tampak dalam gerak laju revolusi teknologi dan media
komunikasi, menyebabkan proses kerja komunikasi tidak hanya berpusat kepada
media-media cetak dan elektronik seperti surat kabar dan televisi serta radio.
Pada tataran realitas, suguhan-suguhan media-media sosial semakin
tak terbendung dan mengalir begitu deras merambah seluruh lapisan masyarakat.
Perkembangan teknologi yang merupakan satu kesatuan yang bersenyawa dengan
media sosial membuat masyarakat semakin melek informasi dan semakin tergoda
untuk mempergunakannya. Kegaduhan akan efek dari hantaman badai revolusi
teknologi informasi dan komunikasi yang bentuk dan variannya menjelma menjadi
media-media sosial seperti facebook, twitter, whatsapp, dan lainnya. Hal ini
tidak hanya menghantam masyarakat urban, tetapi sekejap telah menyebar hingga
ke kampung-kampung dan bahkan wilayah yang dulunya terisolasi kini telah dapat
membangun terusan komunikasi melalui muntahan larva media sosial.
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya
bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi meliputi blog
jejaring sosial, forum dan dunia virtual. Blog dan jejaring sosial merupakan
bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
Dengan adanya media sosial yang sangat memudahkan dalam
berkomuikasi, banyak orang atau instansi yang menggunakannya untuk saling
berinteraksi dengan pihak lain, saling mengajak dalam kebaikan seperti halnya
dakwah. Tetapi media sosial tidak hanya berkaitan dengan hal penyebaran dakwah,
namun juga berbagai informasi atau tulisan apapun bisa disebar luaskan
didalamnya. Ternyata hal ini diterapkan dalam pelaksanaan acara Muswil V
Forkomnas KPI Wilayah I di IKHAC Mojokerto.
Forkomnas KPI Wilayah I adalah
organisasi yang menaungi seluruh prodi KPI yang berada di wilayah Jawa Timur
dan Nusa Tenggara Barat. Jatim-NTB adalah dua tempat yag berbeda dengan
bentangan jarak yang jauh. Sangat tidak mungkin untuk bisa saling menyebar
informasi dalam waktu yang singkat. Tetapi hal ini menjadi mungkin ketika ada
perantara dari media sosial, informasi yang akan disampaikan bisa diterima
dalam waktu yang bersamaan. Sehingga panitia acara ini secara sengaja
menyebarluaskan acara-acara yang akan berlangsung lewat media, seperti halnya
akun facebook dan instagram.
Dalam pelaksanaan acara Muswil (Musyawarah Wilayah) V ini, mulai
dari penyebaran waktu acara, lomba-lomba, dan semuanya yang akan berlangsung
tersebar di media sosial. Sehingga semua prodi KPI yang tergabung dalam anggota
Forkomnas KPI Wilayah I tidak usah repot mencari informasi. Bentangan jarak
yang jauh bukan halangan, antara Jawa Timur dan NTB informasi acara Muswil bisa
diterima dalam waktu yang singkat.
Dalam penyebaran informasi, pihak panitia di Kampus IKHAC Mojokerto
sebagai tuan rumah pelaksana kurang jelas atau kurang update di media sosial.
Sebagaimana dalam penyebaran informasi lomba yang masih kurang begitu diketahui
oleh para peserta. Ada sebagian peserta yang masih kebingungan ketika lomba
akan dilaksanakan. Mereka mengaku ada ketimpangan dalam proses penyebarannya,
baik lombanya maupun persyaratan lomba. Efeknya terhadap peserta adalah tidak
begitu maksimal dalam mengikutinya karena persiapan dan bekal yang terbatas.
So, media sosial itu harus bisa terkontrol dengan baik oleh para
penggunanya. Hal ini bertujuan agar tidak ada kesalah pahaman baik dari
komunikator maupun komunikannya. Dengan adanya kontrol yang baik, maka bisa
dijamin akan terjadi feed back komunikasi yang baik.
*Mahasiswa
Semester I Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Universitas Nurul
Jadid (UNUJA) Paiton.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar asalkan tidak meyinggung SARA dan tetap menjaga toleransi demi keharmonisan bersama