Langsung ke konten utama

KH Buchori Amin; Ulama yang dirindukan Surga (Wakil Rais Syuriah PCNU Kabupaten Malang)




Indonesia adalah negara yang mempunyai kawasan wilayah yang sangat luas. Bentangan jarak dari sabang sampai merauke bukanlah jarak yang mudah untuk kita jangkau. Jangankan untuk menjangkaunya dalam waktu yang singkat, mendapatkan informasinya pun harus menunggu berhari-hari. Tetapi itu adalah pernyataan yang pantas diungkapkan pada zaman old.

Hari ini adalah zaman dimana teknologi informasi sudah sangat maju. Untuk mendapatkan informasi daari belahan dunia tidak perlu dengan waktu lama lagi. Dengan perkembangan ini, saya pun harus bisa menyeleraskan dengannya. Setiap hari yang menjadi pegangan adalah gadget, disamping buku yang juga menjadi pegangan saya.
Pada pagi yang cukup indah ini, seperti biasa aku pergi ke kampus. Dikarenakan jam perkuliahan yang masih belum dimulai, saya gunakan untuk melihat informasi-informasi terbaru yang disuguhkan di media sosial. Dalam akun instagram milik Sekjen PBNU saya menemukan postingan yang memuat tentang seorang ulama (kyai) sedang berada di bertausiah di atas panggung.

Sebelumnya saya tidak menanggapi serius akan postingan tersebut. Tetapi saya baru menyadari ketika ada teman yang juga duduk disamping saya mengatakan “Itu yang kyai meninggal saat ceramah ya?”. Secara spontan saya kembali melihat postingan tersebut. Ternyata memang benar apa yang teman saya katakan.

Beliau adalah KH Buchori Amin seorang ulama kharismatik dari Malang. Beliau meninggal dalam keadaan berceramah didepan ribuan jamaah pada saat mengisi acara Maulid Nabi Muhammad Saw di Pondok Pesantren Al-Ishlahiyyah, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang Jawa Timur yang bertepatan pada hari sabtu, 15 Desember 2018.

Jiwa saya bergetar, bulu kuduk saya berdiri, ketika menyaksikan maut menjemput seorang makhluk dalam kebaikan. Beliau yang masih dalam proses memberikan tausiyah kepada ribuan jamaah telah dikehendaki untuk berpulang ke Rahmatullah. Tausiyahnya yang bertemakan “Nabi Muhammad Teladan sejati” belum tuntas beliau sampaikan karena sang pencipta sudah tidak berkendak padanya.

Kepulangannya tidak memberikan tanda-tanda bahwa beliau akan mengakhiri hidupnya di dunia sampai pada saat itu. Tiba-tiba kalimatnya terpotong, microphone nya terjatuh, badannya tersandarkan ke kursi duduknya hingga membuat jamaah merasa tidak percaya terhadap apa yang sedang disaksikannya.

Kita sebagai umat islam tentunya sangat bersedih meratapi kepergiannya. Kita masih rindu keberadaanya untuk bisa mengalirkan ilmu dan barakahnya. Tetapi rindu kami masih kalah jauh dari rindu syurga akan beliau, K Buchori. Kepulangannya begitu menggetarkan langit dan bumi dengan segala isinya, karena dalam jalan kebaikan beliau kembali.

Al-Qur’an menjelaskan “Dan sungguh kalau kamu gugur di jalan Allah atau meninggal tentulah ampunan Allah dan rahmatnya lebih baik dari harta rampasan yang mereka kumpulkan. Dan sungguh jika kamu meninggal atau gugur, tentulah kepada Allah saja kamu dikumpulkan (QS Ali Imran 157-158).

Jelaslah bahwa surga sang pencipta akan menunggu kepulangnnya yang disertai dengan ampunan Allah untuk beliau, K Buchori. Seorang ulama seperti beliau tidak akan pernah takut menghadapi kematian, kapanpun dan dimanapun pasti akan siap. Jalan kebenaran yang ada ridha Allah telah beliau gapai dengan baik. Sebagai makhluk yang bertaqwa seperti beliau tidak akan pernah dirugikan oleh pemilik alam. Hal ini sesuai dengan firmannya “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenaar-benar taqwa kepadanya. Janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan islam”. Jadi dalam surah Ali-Imran ayat 102 ini menjelaskan peringatan Allah untuk senantiasa beribadah dan mengingatnya. Sebab sebuah kerugian besar ketika seorang hamba meningggal dalam keadaan selain islam.

Sesuai dengan tema yang beliau bawakan dalam tausiyahnya, sebelum mengakhiri hidupnya beliau berdawuh “Luli bejo, luli bejo, wong sing gak tahu kepetuk aku terus iman maro aku”. Itulah penyampaian terkahir dari tausiyahnya.

Dalam acara yang juga dikemas dengan Wisuda Madrasah Diniyah Al-Ishlahiyyah ini, K Buchori memberikan kata terkahirnya itu sebagai motivasi atau penyemangat kepada para umat islam dan khususnya jamaah yang hadir. Jadi akan sangat beruntung dan sangat beruntung orang yang tidak pernah bertemu dengan Nabi Muhammad SAW tetapi orang itu sangat beriman kepadanya. Hal ini tentunya menjadi sebuah pembangkit bagi jiwa orang yang masih setengah-setengah dalam beriman kepada Allah dan Utusannya.

Saya pribadi sebagai pemuda masih sangat membutuhkan keberadaan beliau untuk menuntun perjuangan dan kehidupan yang lebih baik. Saya sangat berduka yang begitu mendalam menyaksikan cuplikan video kepulangannya. Seorang kyai kharismatik yang berjiwa pemberani dalam memperjuangkan dakwah islam dari kalangan Nahdatul Ulama. Wakil Rais Syuriah PCNU Kabupaten Malang ini akan selalu menjadi teladan bagi kami dalam berjuang dan berdakwah.

Allah memilihkan jalan kematian yang terbaik dengan memanggilnya ditengah menyampaikan keluhuran budi pekerti dan dakwah Nabi Muhammad Saw. Selamat Jalan Kyai…

#Tulisan ini saya peruntukkan kepada keluarga, santri, dan jamaah KH Buchori Amin serta umat islam seluruh dunia. Semoga perjuangan beliau di dunia ini membawa barakah kepada kita semua dan semoga kita bisa meneladani dan meneruskan perjuangannya. Al-Fatihah…..

Postingan populer dari blog ini

Strategi komunikasi dalam membangun jaringan (berpikir strategis dan bertindak taktis)

  Perjalanan panjang dalam dunia kampus, banyak orang yang mengikrarkan dirinya sebagai mahasiswa, tentu tidak akan lepas dengan berbagai persoalan, baik internal maupun eksternal. Faktor internal bisa dikategorikan dengan kurang keberanian pada diri sendiri, keluarga yang kurang mendukung, dan lingkungan yang kurang bersahabat. Sedangkan eksternal bisa terjadi pada semua   persoalan yang ada dalam dunia akademik, seperti kurang respect terhadap orang baru, sulit mencerna dunia luar, dan lain sebagainya. Persoalan yang sedemikian banyak, sudah tidak bisa dihitung dengan jari, ternyata cukup mampu ditepis dengan keaktifan di organisasi. Kehadiran organisasi sebagai salah satu pilihan bagi mahasiswa untuk mengembangkan dirinya, sudah tidak perlu diragukan. Mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, mucul banyak organisasi dengan latar belakang kemunculan dan tujuannya, diperkenalkan kepada kita sebagai elemen dari instansi pendidikan tersebut. Di era sekarang, yang penu

Catatan untuk seorang perempuan yang berani berdiri diatas kakinya sendiri

Kartini, sosok perempuan hebat masa lalu Nama dan perjuangannya adalah sesuatu yang baru Perempuan cerdas dalam pusaran orang-orang yang tidak tahu Bergema, menentang budaya dan aturan yang kaku   Jiwanya memberontak terhadap sejarah yang mulai membeku Berdiri dan berlari, melawan arus untuk lebih maju Semuanya merupakan warisan besar untuk perempuan abad 21 Untuk itu, sebuah refleksi, apakah kita mampu untuk meniru   Perempuan abad 21, harus banyak memberi kontribusi Di kala semua orang terpaku pada ajaran yang sudah basi Perempuan layaknya kartini yang selalu menginspirasi Cahaya terang untuk semua kalangan lintas generasi Ia yang tidak mudah untuk didominasi oleh para laki-laki   Karya, adalah modal utama perempuan masa kini Cerdas dan visioner adalah sebuah visi Akhlakul karimah sebagai penunjang untuk lebih mumpuni Menuju perempuan berdaya dan mandiri yang punya harga diri Layaknya seorang ibu bernama kartini   Wahai para kartini baru, j

Perjuangan Perempuan Di Ranah Domestik Dalam Pandangan Feminisme Eksistensial Simone De Beauvoir

simone de beauvoir Perjuangan perempuan untuk menuntut hak-hak mereka sebagai manusia seutuhnya merupakan perlawanan terhadap pembagian kerja yang menetapkan kaum laki-laki sebagai pihak yang berkuasa dalam ranah publik. Maka dari itu, munculah feminisme sebagai gerakan sosial yang pada mulanya berangkat dari asumsi bahwa pada dasarnya kaum perempuan ditindas dan dieksploitasi, di mana melaluinya pula (feminisme) perempuan berusaha untuk mengakhiri penindasan dan eksploitasi tersebut. Feminisme menyoroti politik seksualitas dan domestik baik pada level personal maupun level publik. Gerakan perempuan secara perlahan tumbuh menjadi suatu kekuatan politik yang besar, menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika Utara, dan kemudian melahirkan aliran feminis radikal yang memperjuangkan aspirasinya melalui jalur kampanye serta demokrasi untuk membangun ruang dan kebudayaan perempuan. Selanjutnya, feminis sosialis lebih menekankan pada pembangunan aliansi dengan kelompok-kelompok dan kelas-kelas t