Langsung ke konten utama

Gelar Dialog Interaktif Keolahragaan, BKOS PP Nurul Jadid datangkan Narasumber dari Ass Pelatih Persebaya

Ratusan santri Pondok Pesantren Nurul Jadid ikuti Dialog Interaktif Keolahragaan di Aula Universitas Nurul Jadid yang bertema "Prestasi Santri untuk Negeri; Gali Potensi dan Raih Prestasi Mewujudkan Prestasi Negeri", Rabu (26/12/2018).

Acara ini diadakan oleh Bidang Koordinasi Olahraga Santri (BKOS) Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, dengan mendatangkan narasumber Asisten Pelatih Persebaya Surabaya, H. Sugiyantoro.


KH M. Makki Maimun Wafi mengatakan dalam sambutannya bahwa adanya dialog interaktif ini tidak lain untuk memotivasi para santri agar dapat meningkatkan kreativitasnya dalam keolahragaan.


"Santri harus lebih giat dalam mengasah kemampuan dan mengoptimalkan bakat atau potensi yang ada. Karena hal itu membutuhkan kerja keras dengan pantang menyerah", jelasnya.


K Maimun menambahkan bahwa dengan menggeluti dunia keolahragaan yang lebih disikapi serius akan selalu ada harapan dalam meningkatkan prestasi negeri.


"Dengan keolahragaan akan mampu memberikan perubahan besar bagi negeri. Seorang santri harus lebih giat, tekun, dan ulet dalam belajar demi mencapai prestasi", tambahnya.


Sementara itu, Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, KH Abdul Hamid Wahid, M.Ag, menyampaikan dalam sambutannya agar dengan digelarnya dialog interaktif ini dapat memberi kontribusi besar bagi santri yang senang menggeluti dunia olahraga.


"Semoga para santri dapat mengambil hikmah dengan datang pada acara dialog interaktif ini, dan mendapatkan cara atau seni dalam berjuang di dunia olahraga, serta mendapat pengalaman dari perjuangan yang dialami oleh Bang Bejo (Sebutan akrab H. Sugiyantoro)", Jelas K Hamid.


Narasumber, H. Sugiyantoro menyampaikan dalam materinya agar tidak pernah dusta dalam berkompeten menjalani pelatihan-pelatihan keolahragaan. "Kita kenal jangan ada dusta diantara kita. Dengan itu antara pelatih dan pemain harus benar-benar serius dan fokus dalam menjalani latihan agar mendapat hasil yang maksimal", jelas mantan pelatih persib ini.


Bang bejo (sapaan akrab H. Sugiyantoro) menambahkan agar tidak pernah pesimis dalam melakukan perjuangan, yang penting harus ada semangat dalam berusaha.


"Kita santri tidak boleh malu untuk menjadi apapun, berangkat dari kaya atau miskin hanya butuh keseriusan dan kemauan untuk mencapainya. Saya sendiri berangkat dari keluarga tidak mampu, tapi saya punya usaha sehinggan mengantarkan saya besar seperti ini", tambahnya.


Mantan pemain Timnas era 90-an ini juga menyampaikan agar lebih dewasa dalam menanggapi kekalahan dan kemenangan yang pasti terjadi di lapangan.


"Kita harus lebih dewasa dalam menghadapi kekalahan, karena hal itu sudah pasti terjadi. Namun, kita harus lebih memahami untuk mencari terobosan baru dalam mencari celah membalas kekalahan", tegas bang bejo.


Acara ini diakhiri dengan penyerahan cinderamata dari Pondok Pesantren Nurul Jadid kepada Bapak H. Sugiyantoro dan diabadikan foto bersama. (AR)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Strategi komunikasi dalam membangun jaringan (berpikir strategis dan bertindak taktis)

  Perjalanan panjang dalam dunia kampus, banyak orang yang mengikrarkan dirinya sebagai mahasiswa, tentu tidak akan lepas dengan berbagai persoalan, baik internal maupun eksternal. Faktor internal bisa dikategorikan dengan kurang keberanian pada diri sendiri, keluarga yang kurang mendukung, dan lingkungan yang kurang bersahabat. Sedangkan eksternal bisa terjadi pada semua   persoalan yang ada dalam dunia akademik, seperti kurang respect terhadap orang baru, sulit mencerna dunia luar, dan lain sebagainya. Persoalan yang sedemikian banyak, sudah tidak bisa dihitung dengan jari, ternyata cukup mampu ditepis dengan keaktifan di organisasi. Kehadiran organisasi sebagai salah satu pilihan bagi mahasiswa untuk mengembangkan dirinya, sudah tidak perlu diragukan. Mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, mucul banyak organisasi dengan latar belakang kemunculan dan tujuannya, diperkenalkan kepada kita sebagai elemen dari instansi pendidikan tersebut. Di era sekarang, yang penu

Perjuangan Perempuan Di Ranah Domestik Dalam Pandangan Feminisme Eksistensial Simone De Beauvoir

simone de beauvoir Perjuangan perempuan untuk menuntut hak-hak mereka sebagai manusia seutuhnya merupakan perlawanan terhadap pembagian kerja yang menetapkan kaum laki-laki sebagai pihak yang berkuasa dalam ranah publik. Maka dari itu, munculah feminisme sebagai gerakan sosial yang pada mulanya berangkat dari asumsi bahwa pada dasarnya kaum perempuan ditindas dan dieksploitasi, di mana melaluinya pula (feminisme) perempuan berusaha untuk mengakhiri penindasan dan eksploitasi tersebut. Feminisme menyoroti politik seksualitas dan domestik baik pada level personal maupun level publik. Gerakan perempuan secara perlahan tumbuh menjadi suatu kekuatan politik yang besar, menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika Utara, dan kemudian melahirkan aliran feminis radikal yang memperjuangkan aspirasinya melalui jalur kampanye serta demokrasi untuk membangun ruang dan kebudayaan perempuan. Selanjutnya, feminis sosialis lebih menekankan pada pembangunan aliansi dengan kelompok-kelompok dan kelas-kelas t

Catatan untuk seorang perempuan yang berani berdiri diatas kakinya sendiri

Kartini, sosok perempuan hebat masa lalu Nama dan perjuangannya adalah sesuatu yang baru Perempuan cerdas dalam pusaran orang-orang yang tidak tahu Bergema, menentang budaya dan aturan yang kaku   Jiwanya memberontak terhadap sejarah yang mulai membeku Berdiri dan berlari, melawan arus untuk lebih maju Semuanya merupakan warisan besar untuk perempuan abad 21 Untuk itu, sebuah refleksi, apakah kita mampu untuk meniru   Perempuan abad 21, harus banyak memberi kontribusi Di kala semua orang terpaku pada ajaran yang sudah basi Perempuan layaknya kartini yang selalu menginspirasi Cahaya terang untuk semua kalangan lintas generasi Ia yang tidak mudah untuk didominasi oleh para laki-laki   Karya, adalah modal utama perempuan masa kini Cerdas dan visioner adalah sebuah visi Akhlakul karimah sebagai penunjang untuk lebih mumpuni Menuju perempuan berdaya dan mandiri yang punya harga diri Layaknya seorang ibu bernama kartini   Wahai para kartini baru, j