Langsung ke konten utama

Gagal Prsentasi

Jarum jam yang tiada hentinya berputar telah menunjukkan pada angka 04.00 pagi. Semua santri dibangunkan oleh pengurus untuk ikut jamaah subuh. Loudspeaker yang memutar pengajian juga ikut meramaikan membangunkan santri sebagai petanda akan datang adzan subuh.


Akupun terbangun dan berbegegas menuju mushalla yang sudah dipenuhi oleh santri untuk ikut shalat jamaah. Setelah shalat subuh berlalu, aku mengambil alquran yang memang disediakan di mushalla. Berselang sekitar lima ayat terbaca, pikiranku diingatkan dengan tugas kuliah yang harus di presentasikan hari ini.

Mencukupi sampai tanda waqaf ع (ruku'), aku bergegas turun menuju asrama. Sesampainya di asrama, langsung tertuju pada lemari dan mencari tugas presentasi di sela-sela tumpukan buku yang tertata rapi di lemariku. Membuka lembaran-lembaran yang sudah tercover dengan warna kuning itu, diharapkan ada sesuatu yang bisa dimengerti untuk dijelaskan kepada teman-teman dihadapan dosen.

Jam sudah menunjukkan jam 8.00, sedangkan materi yang dipelajari belum ada yang bisa aku tangkap sepenuhnya. Hampir ada rasa keputusasaan. dengan kepenatan, aku pun bergegas mencari peralatan mandi. Melewati kamar-kamar yang terdapat mahasiswa lain yang masih tidur, ada yang sibuk dengan laptopnya, aku masih terus kepikiran akan tugas tersebut.

Air yang sudah membasahi tubuhku mulai sedikit membuat pikiranku merasa tenang, tubuhku segar kembali. Mengambil pakaian yang sudah di siapkan untuk berangkat kuliah. Semua buku mata kuliah di masukkan ke dalam tas gendongku. Hanya tugas presentasi yang tetap dipegang sampai ke kampus.

Tanpa terasa, langkah kaki harus berhenti. Ternyata kampus masih sepi. Aku Memandangi pandangan yang masih sejuk, jauh dari kebisingan knalpot, sepi dari manusia yaitu  aku berusaha untuk tetap memahami materi yang akan dipresentasikan. Aku duduk sejenak di tangga penghubung lantai 1 dan lantai 2 kampusku.

Mahasiswa mulai berdatangan dengan motornya maupun dengan berjalan kaki. Aku menemui teman-teman sejurusan dan langsung masuk kelas. Dosen pun sudah datang. Karena terasa hadir semua, aku mulai berbicara untuk memulai presentasi. Presentasi selesai, tanggapan dan pertanyaan berdatangan dari berbagai penjuru. Aku yang dari awal tidak memahami tugas tersebut, merasa kebingungan untuk menjawab pertanyaan mereka. Sehingga, banyak pertanyaan yang tidak bisa aku jawab sendiri.

Perkuliahan selesai, aku merasa gagal hari ini. Aku mengeluh kegagalanku di status whatsapp tetapi tidak menampakkan aku gagal dalam presentasi. keluhanku ternyata mendapat respon dari kakak perempuanku (my cousin) yang selalu memberi motivasi dalam perjuanganku. Masuk pesan dari beliau yang bertuliskan "Semua butuh proses, Kupu-kupu pun pernah menjadi sesuatu yang menjijikkan, sebelum menjadi indah"

Pesan yang beliau kirim itu membuatku merasa lega akan kegagalan hari ini. Hatiku berkata "aku sudah berusaha semaksimal mungkin, meskipun tidak sukses bukan berarti aku gagal, hanya saja belum saatnya sukses". Dengan semangat yang selalu beliau lontarkan, membuatku untuk selalu bangun dari kegagalan.

Aku hanya berkesimpulan bahwa orang sukses atau mempunyai nilai lebih dalam hidupnya adalah orang yang selalu dan selalu berusaha. Tidak mengenal lelah dalam berjuang hingga akhirnya dipertemukan pada titik keberhasilan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Strategi komunikasi dalam membangun jaringan (berpikir strategis dan bertindak taktis)

  Perjalanan panjang dalam dunia kampus, banyak orang yang mengikrarkan dirinya sebagai mahasiswa, tentu tidak akan lepas dengan berbagai persoalan, baik internal maupun eksternal. Faktor internal bisa dikategorikan dengan kurang keberanian pada diri sendiri, keluarga yang kurang mendukung, dan lingkungan yang kurang bersahabat. Sedangkan eksternal bisa terjadi pada semua   persoalan yang ada dalam dunia akademik, seperti kurang respect terhadap orang baru, sulit mencerna dunia luar, dan lain sebagainya. Persoalan yang sedemikian banyak, sudah tidak bisa dihitung dengan jari, ternyata cukup mampu ditepis dengan keaktifan di organisasi. Kehadiran organisasi sebagai salah satu pilihan bagi mahasiswa untuk mengembangkan dirinya, sudah tidak perlu diragukan. Mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, mucul banyak organisasi dengan latar belakang kemunculan dan tujuannya, diperkenalkan kepada kita sebagai elemen dari instansi pendidikan tersebut. Di era sekarang, yang penu

Catatan untuk seorang perempuan yang berani berdiri diatas kakinya sendiri

Kartini, sosok perempuan hebat masa lalu Nama dan perjuangannya adalah sesuatu yang baru Perempuan cerdas dalam pusaran orang-orang yang tidak tahu Bergema, menentang budaya dan aturan yang kaku   Jiwanya memberontak terhadap sejarah yang mulai membeku Berdiri dan berlari, melawan arus untuk lebih maju Semuanya merupakan warisan besar untuk perempuan abad 21 Untuk itu, sebuah refleksi, apakah kita mampu untuk meniru   Perempuan abad 21, harus banyak memberi kontribusi Di kala semua orang terpaku pada ajaran yang sudah basi Perempuan layaknya kartini yang selalu menginspirasi Cahaya terang untuk semua kalangan lintas generasi Ia yang tidak mudah untuk didominasi oleh para laki-laki   Karya, adalah modal utama perempuan masa kini Cerdas dan visioner adalah sebuah visi Akhlakul karimah sebagai penunjang untuk lebih mumpuni Menuju perempuan berdaya dan mandiri yang punya harga diri Layaknya seorang ibu bernama kartini   Wahai para kartini baru, j

Perjuangan Perempuan Di Ranah Domestik Dalam Pandangan Feminisme Eksistensial Simone De Beauvoir

simone de beauvoir Perjuangan perempuan untuk menuntut hak-hak mereka sebagai manusia seutuhnya merupakan perlawanan terhadap pembagian kerja yang menetapkan kaum laki-laki sebagai pihak yang berkuasa dalam ranah publik. Maka dari itu, munculah feminisme sebagai gerakan sosial yang pada mulanya berangkat dari asumsi bahwa pada dasarnya kaum perempuan ditindas dan dieksploitasi, di mana melaluinya pula (feminisme) perempuan berusaha untuk mengakhiri penindasan dan eksploitasi tersebut. Feminisme menyoroti politik seksualitas dan domestik baik pada level personal maupun level publik. Gerakan perempuan secara perlahan tumbuh menjadi suatu kekuatan politik yang besar, menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika Utara, dan kemudian melahirkan aliran feminis radikal yang memperjuangkan aspirasinya melalui jalur kampanye serta demokrasi untuk membangun ruang dan kebudayaan perempuan. Selanjutnya, feminis sosialis lebih menekankan pada pembangunan aliansi dengan kelompok-kelompok dan kelas-kelas t