Langsung ke konten utama

Malam di Kampus Ikhac Part 1

Kebiasaan di kota orang adalah semakin malam semakin menyegarkan mata. Tidak ada rasa ngantuk yang menghampiri. Seakan-akan ingin memanjakan mata menikmati segala sesuatu yang ada.

Kami dari mahasiswa kpi unuja yang ikut serta dalam acara muswil V forkomnas kpi wilayah I jatim-ntb banyak bertemu dengan mahasiswa kpi kampus lain.  Dalam kesempatan ini, malam bukan saatnya untuk memejamkan mata. Tetapi semakin larut malam semakin banyak mencari kenalan untuk diajak sharing.

Perwakilan dari UIN Mataram adalah salah satu target pada pembicaraan malam ini. Kami mengadakan sharing santai mengenai KPI dan Himpunan mahasiswa jurusan (HMJ). Saling tukar pemikiran dan pengalaman yang sudah pernah dilaluinya. Hal ini diharapkan bisa menjadi tambahan ilmu untuk lebih meningkatkan atau memajukan hmj dan kpi.

Ilmu yang bisa kami tangkap adalah mahasiswa kpi tidak pernah mengenal lelah, mencari ilmu dan pengalaman harus semaksimal mungkin. Biasanya anak kpi maupun mahasiswa pada umumnya sering memanjakan diri dalam mencari ilmu dan pengalaman di luar kampus. Tetapi ilmu dan pengalaman juga harus didapat dalam kampus, hanya saja lebih dominan diluar.

Pelajaran lain yang bisa kami serap adalah bagaimana kita menjadi mahasiswa yang tidak mudah dimanja. Bergerak dalam segi apapun, tidak harus menunggu cairnya dana dari kampus. Tetapi harus ada sumbangsih tersendiri agar ilmu dan pengalaman juga tidak sukar untuk diserap.

Kami sadari bahwa makhluk tidak ada yang sempurna, ada kelebihan dan kekurangan. Begitu juga dengan kampus UIN Mataram dan kampus UNUJA. Tidak bisa dipungkiri dua kampus bergengsi ini pasti akan ditemui kelebihan dan kekurangan. Sehingga sharing santai malam ini kami anggap penting untuk mengisi kekurangan yang kami miliki.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Strategi komunikasi dalam membangun jaringan (berpikir strategis dan bertindak taktis)

  Perjalanan panjang dalam dunia kampus, banyak orang yang mengikrarkan dirinya sebagai mahasiswa, tentu tidak akan lepas dengan berbagai persoalan, baik internal maupun eksternal. Faktor internal bisa dikategorikan dengan kurang keberanian pada diri sendiri, keluarga yang kurang mendukung, dan lingkungan yang kurang bersahabat. Sedangkan eksternal bisa terjadi pada semua   persoalan yang ada dalam dunia akademik, seperti kurang respect terhadap orang baru, sulit mencerna dunia luar, dan lain sebagainya. Persoalan yang sedemikian banyak, sudah tidak bisa dihitung dengan jari, ternyata cukup mampu ditepis dengan keaktifan di organisasi. Kehadiran organisasi sebagai salah satu pilihan bagi mahasiswa untuk mengembangkan dirinya, sudah tidak perlu diragukan. Mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, mucul banyak organisasi dengan latar belakang kemunculan dan tujuannya, diperkenalkan kepada kita sebagai elemen dari instansi pendidikan tersebut. Di era sekarang, yang penu

Catatan untuk seorang perempuan yang berani berdiri diatas kakinya sendiri

Kartini, sosok perempuan hebat masa lalu Nama dan perjuangannya adalah sesuatu yang baru Perempuan cerdas dalam pusaran orang-orang yang tidak tahu Bergema, menentang budaya dan aturan yang kaku   Jiwanya memberontak terhadap sejarah yang mulai membeku Berdiri dan berlari, melawan arus untuk lebih maju Semuanya merupakan warisan besar untuk perempuan abad 21 Untuk itu, sebuah refleksi, apakah kita mampu untuk meniru   Perempuan abad 21, harus banyak memberi kontribusi Di kala semua orang terpaku pada ajaran yang sudah basi Perempuan layaknya kartini yang selalu menginspirasi Cahaya terang untuk semua kalangan lintas generasi Ia yang tidak mudah untuk didominasi oleh para laki-laki   Karya, adalah modal utama perempuan masa kini Cerdas dan visioner adalah sebuah visi Akhlakul karimah sebagai penunjang untuk lebih mumpuni Menuju perempuan berdaya dan mandiri yang punya harga diri Layaknya seorang ibu bernama kartini   Wahai para kartini baru, j

Perjuangan Perempuan Di Ranah Domestik Dalam Pandangan Feminisme Eksistensial Simone De Beauvoir

simone de beauvoir Perjuangan perempuan untuk menuntut hak-hak mereka sebagai manusia seutuhnya merupakan perlawanan terhadap pembagian kerja yang menetapkan kaum laki-laki sebagai pihak yang berkuasa dalam ranah publik. Maka dari itu, munculah feminisme sebagai gerakan sosial yang pada mulanya berangkat dari asumsi bahwa pada dasarnya kaum perempuan ditindas dan dieksploitasi, di mana melaluinya pula (feminisme) perempuan berusaha untuk mengakhiri penindasan dan eksploitasi tersebut. Feminisme menyoroti politik seksualitas dan domestik baik pada level personal maupun level publik. Gerakan perempuan secara perlahan tumbuh menjadi suatu kekuatan politik yang besar, menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika Utara, dan kemudian melahirkan aliran feminis radikal yang memperjuangkan aspirasinya melalui jalur kampanye serta demokrasi untuk membangun ruang dan kebudayaan perempuan. Selanjutnya, feminis sosialis lebih menekankan pada pembangunan aliansi dengan kelompok-kelompok dan kelas-kelas t