Langsung ke konten utama

Kaum Sarungan Kembali ke Pondok


Pagi ini matahari kembali bersinar menjalankan tugasnya di ufuk timur. Namun, sinarnya tampak muram akibat terhalang oleh awan yang meneteskan hujan membasahi bumi. Sinar mentari pagi ini mungkin semuram wajah para santri yang akan kembali ke pondoknya setelah menghabiskan waktu libur di kampung halaman.

Liburan yang hanya 10 hari itu telah berakhir. Waktu yang sangat singkat itu sudah banyak diwarnai dengan berbagai aktivitas. Bagi santri, liburan tidak sebatas jalan-jalan ke tempat wisata tetapi kebanyakan dari mereka yang benar-benar santri berusaha mencoba mengimplementasikan ilmu yang didapatnya ke masyarakat.

Ketika pulangan liburan, santri banyak mengisi mushalla atau masjid dengan kegiatan yang sangat bervariasi, seperi halnya tadarusan, baca nadzaman, mengajar ngaji anak kecil dan kegiatan-kegiatan lainnya. Dilain sisi, kaum sarungan ini banyak juga yang mengisi liburannya dengan jalan-jalan ke beebagai tempat wisata. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan sumpek atau merefresh pikiran. Sebagaimana firman allah, Fafirru Ilallah Larilah kepada Allah. Maka dengan niatan karena allah pikiran kita akan refresh kembali.

10 hari memang waktu yang sangat singkat dan membuat para santri merasa kurang akan liburan. Sudah menjadi kebiasaan ketika menjelang waktu kembali ke pondok, santri merasa tidak nyenyak tidur. Seakan-akan sangat berat melangkahkan kakinya untuk kembali ke pondoknya masing-masing. Tetapi karena ini adalah tuntutan, maka semuanya harus tetap dilaksanakan dengan sebaik mungkin.

Kembali ke pondok pesantren adalah kebaikan. Maka orang yang senantiasa kembali pada kebaikan akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah. Rasulullah bersabda: "Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga." (H.R Muslim)
Luar biasa, bersyukurlah kalau kita masih bisa menempuh suatu jalan untuk kebaikan, apapun itu.

Meskipun terasa berat untuk kembali, namun semuanya akan sirna ketika sampai ke pesantren. Pesantren hanya terlihat menakutkan ketika kita tidak berani memasukinya, tetapi akan sangat menyenangkan bahkan membuat rindu ketika meninggalkannya kalau kita berani menjalaninya.
Sebelum kita balik ke pondok pesantren tempat kita mencari ilmu, marilah tata kembali niat kita agar bisa menjadi orang yang beruntung yaitu orang yang lebih baik dari hari kemarin. Lain dari hal itu, minimal kita bisa mengupdate niat dan tujuan kita kembali ke pondok. Pertama, niatkan untuk menjunjung tinggi agama Allah (لإعلاء كلمة الله),  Kedua, niatkan untuk menghilangkan kebodohan (لإزالة الجهل), dan terakhir niatkan untuk bisa membahagiakan orang tua (لإسعاد الوالدين).

Kembalilah ke pesantren dengan niat dan persiapan diri yang matang. Sampai saat ini pesantren masih menjadi tempat yang sangat menyejukkan, gudang berbagai macam ilmu, dan tempat kebaikan dan barakah. Maka dari itu terapkanlah yang terbaik sebagaimana kata  Imam az-Zarnuji "Jadikanlah hari-harimu untuk menambah ilmu, dan berenanglah di lautan ilmu yang berguna". Pesantren masih sangat terpercaya sebagai lautan ilmu tersebut.

So, liburan adalah moment untuk merefresh pikiran dan jiwa kita agar  bisa kembali semangat dan bergairah dalam menuntuk ilmu di pondok pesantren.


#AyoMondokRek #GakMondokGakKeren #PesantrenkuBisa #eNJe #PPNurulJadid

Postingan populer dari blog ini

Strategi komunikasi dalam membangun jaringan (berpikir strategis dan bertindak taktis)

  Perjalanan panjang dalam dunia kampus, banyak orang yang mengikrarkan dirinya sebagai mahasiswa, tentu tidak akan lepas dengan berbagai persoalan, baik internal maupun eksternal. Faktor internal bisa dikategorikan dengan kurang keberanian pada diri sendiri, keluarga yang kurang mendukung, dan lingkungan yang kurang bersahabat. Sedangkan eksternal bisa terjadi pada semua   persoalan yang ada dalam dunia akademik, seperti kurang respect terhadap orang baru, sulit mencerna dunia luar, dan lain sebagainya. Persoalan yang sedemikian banyak, sudah tidak bisa dihitung dengan jari, ternyata cukup mampu ditepis dengan keaktifan di organisasi. Kehadiran organisasi sebagai salah satu pilihan bagi mahasiswa untuk mengembangkan dirinya, sudah tidak perlu diragukan. Mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, mucul banyak organisasi dengan latar belakang kemunculan dan tujuannya, diperkenalkan kepada kita sebagai elemen dari instansi pendidikan tersebut. Di era sekarang, yang penu

Catatan untuk seorang perempuan yang berani berdiri diatas kakinya sendiri

Kartini, sosok perempuan hebat masa lalu Nama dan perjuangannya adalah sesuatu yang baru Perempuan cerdas dalam pusaran orang-orang yang tidak tahu Bergema, menentang budaya dan aturan yang kaku   Jiwanya memberontak terhadap sejarah yang mulai membeku Berdiri dan berlari, melawan arus untuk lebih maju Semuanya merupakan warisan besar untuk perempuan abad 21 Untuk itu, sebuah refleksi, apakah kita mampu untuk meniru   Perempuan abad 21, harus banyak memberi kontribusi Di kala semua orang terpaku pada ajaran yang sudah basi Perempuan layaknya kartini yang selalu menginspirasi Cahaya terang untuk semua kalangan lintas generasi Ia yang tidak mudah untuk didominasi oleh para laki-laki   Karya, adalah modal utama perempuan masa kini Cerdas dan visioner adalah sebuah visi Akhlakul karimah sebagai penunjang untuk lebih mumpuni Menuju perempuan berdaya dan mandiri yang punya harga diri Layaknya seorang ibu bernama kartini   Wahai para kartini baru, j

Perjuangan Perempuan Di Ranah Domestik Dalam Pandangan Feminisme Eksistensial Simone De Beauvoir

simone de beauvoir Perjuangan perempuan untuk menuntut hak-hak mereka sebagai manusia seutuhnya merupakan perlawanan terhadap pembagian kerja yang menetapkan kaum laki-laki sebagai pihak yang berkuasa dalam ranah publik. Maka dari itu, munculah feminisme sebagai gerakan sosial yang pada mulanya berangkat dari asumsi bahwa pada dasarnya kaum perempuan ditindas dan dieksploitasi, di mana melaluinya pula (feminisme) perempuan berusaha untuk mengakhiri penindasan dan eksploitasi tersebut. Feminisme menyoroti politik seksualitas dan domestik baik pada level personal maupun level publik. Gerakan perempuan secara perlahan tumbuh menjadi suatu kekuatan politik yang besar, menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika Utara, dan kemudian melahirkan aliran feminis radikal yang memperjuangkan aspirasinya melalui jalur kampanye serta demokrasi untuk membangun ruang dan kebudayaan perempuan. Selanjutnya, feminis sosialis lebih menekankan pada pembangunan aliansi dengan kelompok-kelompok dan kelas-kelas t