Pada tahun
2016 lalu, mbak sepupu saya baru menamatkan Pendidikan S1 nya di Institut Agama
Islam Nurul Jadid (sekarang Universitas Nurul Jadid) Probolinggo. Beliau adalah
keluarga kami pertama yang bisa menamatkan Pendidikan Strata 1. Alhamdulillah
pada Oktober 2016, beliau diwisuda S1 di IAI Nurul Jadid. Tentunya kami sebagai
keluarga ikut bahagia atas keberhasilannya menempuh kuliah dan gelar yang sudah
disandangnya.
Keluarga besar
kami ikut hadir ke Nurul Jadid untuk menyaksikan beliau diwisuda. Tetapi sebelum
hari itu, kami sowan terlebih dahulu kepada pengasuh PP. Nurul Jadid, KH Zuhri
Zaini. Meskipun keluarga kami banyak yang hadir, hanya tiga orang yang
mempunyai kesempatan untuk sowan ke Dhelem
pengasuh, yaitu saya, Bapak Asmad (Orang tua mbak sepupu saya) dan Ahmad
Reyadi (Adik dari mbak sepupu saya). Alhamdulillah meskipun saya bukan
santrinya, tetapi saya berkesempatan untuk sowan dan mencium tangan beliau. Sangat
tenteram sekali dan menyejukkan hati saya ketika berada di Dhalem beliau, bisa bertatap muka langsung dan mendengar dawuhnya.
Hari itu
adalah hari yang sangat menyenangkan, suatu hari kenangan yang tidak bisa
terlupakan. Dan pada hari ini saya
berkeyakinan bahwa sowan saya ke Dhalem KH
Zuhri Zaini (Pengasuh PP. Nurul Jadid probolinggo) merupakan sebuah isyarat
agar saya bisa sedikit mengenali beliau dan pondoknya. Menjadikan sebuah
perantara kepada saya untuk menjadi santrinya, mengharapkan barakah dan berjuang
menggapai ridha ilahi di pesantrennya.
Dari pertemuan
dua tahun lalu dan keyakinan hari ini, membuat semangat saya untuk nyantri dan
kuliah di PP. Nurul Jadid semakin membara layaknya api yang sedang
berkobar-kobar. Tekad dan kemantapan dalam diri saya akan semakin diperkuat. Kehidupan
pertama di luar tanah kelahiran, akan saya mulai dari sebuah pesantren. Pesantren
yang akan saya jadikan sebagai tempat untuk mencari ilmu, barakah, memperbaiki
diri, mempermantap segalanya untuk sebuah bekal di akhirat nanti.
Saya hanya
bisa berusaha dan terus berjuang. Motivasi yang selalu saya pegang teguh yang
pernah didapat dari guru dan mbak saya adalah “jangan pernah mudah goyah pada
perkataan orang lain, teruslah bangkit bahwa jalan yang akan kamu lalui ini
adalah jalan terbaik yang sudah menjadi skenario tuhan”. Hal itulah mengapa saya
yakin dan siap untuk terus berjuang, saya selalu dimotivasi dari orang-orang
yang sudah mengetahu manis dan pahitnya kehidupan yang pernah dilaluinya. Dengan
itu saya yakin bahwa akan selalu ada
pintu terbuka untuk masa depan yang cerah.
Bismillahirrahmanirrahim
Bismillahi
Tawakkaltu Alallahi Walahaula Wala Quwwata Illabillahil ‘aliyyil ‘adzim.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar asalkan tidak meyinggung SARA dan tetap menjaga toleransi demi keharmonisan bersama